Masih ingat siap yang mencetak hattrick pada laga Timnas U-19 saat menghadapi Brunei Darussalam di Piala AFF, Myanmar? Tak lain adalah Muhammad Rafli Mursalim. Tiga gol itulah yang kian menancapkan namanya di pentas sepak bola Indonesia.
Wartawan Radar Banten Firdaus Rahmadi menyempatkan diri singgah di rumah orang tua, bomber jebolan Pondok Pesantren Al Asy’Ariyah, Kota Tangsel itu, Jumat (15/9).
Rumah keluarga besar Rafli berada di Jalan Surya Kencana Gang Kemuning I Nomor 64 RT 2, RW 5, Pamulangbarat, Kecamatan Pamulang cukup asri.
Rindang pepohonan di sekeliling rumah dengan cat krem merah itu makin menampakkan suasananya yang ramah.
Saat tiba di teras rumah suasananya cukup sunyi. Hanya suara televisi pertandingan semifinal Indonesia versus Thailand sore itu cukup keras.
Di tengah kehebohan duel jawara di Asia Tenggara itu, muncul sosok sederhana. Nurdiansyah namanya. Ia adalah paman dari Rafli.
Mengenakan baju sepakbola tim nasional, Nurdiansyah mempersilakan masuk. Senyumnya begitu khas, apalagi ketika diminta menceritakan sosok keponakannya itu.
Nur—sapaan Nurdiansyah menuturkan, Rafli sosok yang sederhana. Sejak duduk di bangku SD, bakatnya sebagai pemain bola sudah terlihat. ”Dari tujuh tahun sudah diajari main bola,” ucap Nur, mengawali perbincangan.
Perkenalannya dengan sepakbola tidak lepas dari peranan sang ayah, Faisal yang memang mantan pesepakbola. Ia telah diperkenalkan dengan olahraga si kulit bundar ketika masuk sekolah dasar. Sering diajak ayahnya untuk menonton bola. ”Kita memang keluarga pesepakbola. Ayahnya kini menjadi manajer Persija Jakarta U-21,” katanya membuka obrolan.
Setelah rajin bermain bola, di usia 10 tahun, sang ayah memasukkan ke sekolah sepakbola (SSB) Villa 2000. Lewat SSB ini namanya kian tokcer. Beberapa kali ia mengikuti sejumlah kejuaraan.
Puncaknya ketika mewakili Indonesia dalam ajang Danone pada 2012 di Prancis. Setelah itu, ia mendapat kesempatan berlatih bersama tim Manchester United Inggris. ”Bahkan Rafli sudah pernah lho nyicipi lapangan Old Trafford,” ujarnya.
Setelah dari Inggris, Rafli kembali mencatatkan prestasi sebagai top scorer Liga Santri 2016, turnamen yang digelar Kemenpora RI.
Ia mencetak total 15 gol dan delapan gol di antaranya dihasilkannya di putaran nasional Liga Santri 2016. Selain itu, ia berhasil membawa Pondok Pesantren Al Asy’Ariyah Banten menduduki peringkat ketiga di Liga Santri 2016.
”Lewat momentum ini Rafli mendapatkan kesempatan menjadi bagian dalam timnas U-19,” ujarnya.
Dirinya tidak menyangka bila Rafli memiliki prestasi hebat. Meski bakatnya sudah tercium sejak usia dini. Kini, ia berharap sang keponakan bisa menunjukkan prestasi agar bisa makin moncer. Minimal prestasinya stabil sehingga bisa mengharumkan nama Indonesia.
”Kalau bisa main di Eropa, kan bagus juga itu,” ujarnya.
Sementara, Sriwendani, sang ibu hanya berharap Rafli bisa menunjukkan prestasi yang terbaik. Ia mendukung apapun yang dilakukan putra sulungnya itu. Mau bermain di klub manapun, yang penting sukses.
Apalagi sejumlah klub, seperti Persija hingga PS TNI sudah menyodorkan tawaran agar dapat bergabung. ”Hanya mendoakan yang terbaik saja, saya mah,” imbuhnya.
Di tengah obrolan, mata Sriwendani sering melirik televisi. Ia rupanya tidak fokus karena ingin menonton sang anak. ”Sudah dulu, ya, mau lihat pertandingan. Sebentar, ya,” katanya.
Obrolan disudahi karena paman dan ibu Rafli bergegas masuk ke dalam rumah untuk menonton sang anak bermain. (dus/ful/sub)