PAMULANG – Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengungkapkan kegelisahannya terkait maraknya peredaraan narkoba. Apalagi korbannya pelajar. Selain kuatnya jaringan pengedar, kondisi ini tak terlepas dari kecanggihan teknologi yang dimanfaatkan pengguna termasuk mafia barang haram.
Airin memprediksi, grafik peredaraan narkoba akan terus meningkat, jika tak ada pendekatan masif terhadap pengguna, gerakan mengikis jaringan mafia dan solusi mengatasinya. ”Jujur saya makin cemas, dengan kondisi ini. Bangsa kita bukan lagi dijajah dengan perang dan pertumpahan darah. Melainkan dengan peredaran narkotika yang saat ini sudah berbagai macam bentuknya,” kata Airin dalam acara Ikrar Mental Handal Anti Penyalahgunaan Narkoba di SMPN 9 Kota Tangsel Pamulang, Jumat (20/10).
Faktor utama anak muda masuk ke dalam lubang narkotika. Bukan hanya karena problem keluarga, maupun tingkat keimanan yang rendah. Ini didorong dengan pergaulan yang saat ini begitu mengkhawatirkan. ”Demi teman akhirnya coba-coba, nah ini yang salah,” timpal wanita kelahiran Banjar, 28 Agustus 1976 itu.
Terpenting saat ini, sambung mantan Mojang Jawa Barat Tahun 1995 itu, selain membentuk mindset anak menciptakan organisasi positif juga menjadi salah satu solusi yang sedang dilakukan pihaknya.
”Bukan berkurang kasusnya, tapi berkurang orangnya. Soalnya kasus berkurang bukan berarti jumlah orang yang terjerumus semakin sedikit,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangsel Taryono menambahkan, peredaran narkoba kian mengkhawatirkan. Apalagi saat ini anak usia sekolah menjadi pangsa pasar empuk bagi mafia narkotika.
Menurutnya Tangsel merupakan surga peredaran narkotika. Karena letaknya yang strategis dan penduduknya yang kebanyakan merupakan kaum urban. ”Itu dia rawannya. Melihat situasi yang ada saat ini cukup memprihatinkan. Ini jadi pekerjaan rumah bagi pemkot, sekolah dan orang tua,” terangnya.
Ditambahkan, banyak anak di bawah umur yang terimbas peredaran narkoba karena kurangnya edukasi. Di sisi lain luputnya perhatian dari lingkungan. ”Makanya sekarang berbagai cara kita tempuh untuk mengedukasi mereka. Tentang bahaya narkotika, masa depan buruk dan lainnya,” ujar Taryono.
Dia menambahkan saat ini bersama dengan ahli hipnoterapi, sedang melakukan roadshow ke beberapa sekolah. ”Saya berharapnya dengan hipnoterapi ini mereka bisa berkomitmen untuk menjauhi lingkungan yang bisa menjerumuskan,” ujarnya lagi.
Untuk diketahui, BNN menetapkan Kota Tangsel sebagai wilayah zona merah. Dari data yang diterima Radar Banten, mayoritas penghuni sel dengan kasus narkoba berasal dari Pamulang.
Fakta yang lebih mencengangkan lagi, dari seluruh kasus 58 di antaranya merupakan anak di bawah umur. Tentu, fenomena ini menjadi perhatian BNN. Ini membuktikan pangsa pasar narkoba tak hanya remaja atau orang dewasa saja. (mg-04/RBG)