SERANG – Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Jaga Ulama (ARJALAMA) menyampaikan aspirasinya di depan gedung DPRD Kota Serang, Kamis (6/7), menyikapi pernyataan anggota DPRD Kota Serang Firdaus Ghozali di akun media sosial Facebook.
Daddy Hartadi, salah seorang warga, mengatakan, anggota DPRD Kota Serang Firdaus Ghozali diduga kuat telah menghina, melecehkan, dan merendahkan kiai atau ulama di status media sosial Facebook yang dibuat pada 24 Juni 2017. Statusnya yaitu “Kiyai Al Mubah barokokok… kenang tabok sampe inbox nelpone ne kaya wong mabok… tak tabok maning bae lah tuman.”
“Jelas-jelas ada status dari akun resmi milik seorang anggota DPRD Kota Serang yang menghina, merendahkan, bahkan memperolok-olok kiai atau ulama. Di mana kiai dan ulama di Banten ini sungguh-sungguh dihormati,” jelasnya.
Dalam bahasa Sunda, terang Daddy, arti kata barokokok adalah pandir atau bodoh. Sementara kiai adalah pewaris nabi, yang mewarisi, menjaga dan menyiarkan ilmu agama dengan atau melalui ilmu. “Kok bisa anggota Dewan itu menyatakan bahwa kiai itu pandir atau bodoh, ini yang kami tidak bisa terima,” terangnya.
Pihaknya menginginkan agar Firdaus Ghozali segera ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. “Adilah semua para pemangku kebijakan, semua penegak hukum untuk menindak oknum ini supaya tidak menjadi keresahan di tengah masyarakat. Tidak terjadi kegaduhan. Tetap terjaga kondusivitas dan stabilitas di tengah masyarakat,” pungkasnya.
Menyikapi polemik status di media sosialnya, Firdaus Ghozali pada 3 Juli 2017 membuat status berisi klarifikasi.
KLARIFIKASI :
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Terkait dengan status saya di Facebook tertanggal 24 Juni 2017, ada pihak yang merasa kurang berkenan, untuk itu Status tersebut saya HAPUS agar tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan.
Bahwa status tersebut tidak bermaksud menyinggung siapapun dan pihak manapun, Tetapi hanya ungkapan hati spontanitas terhadap situasi dan kondisi yang umum terjadi, tidak ditujukan ke Personal dan/ lembaga dan/ organisasi, apalagi terhadap kyai maupun ulama.
Untuk itu apabila ada pihak yang merasa tersinggung, dalam suasana hari yang fitri ini melalui status saya sampaikan : “PERMOHONAN MAAF YANG SEBESAR-BESARNYA”
Taqobalallahu minna waminkum, siyamana wasiyamakum Minal Aidin walfaidzin.
Jazakallah Khairan Katsiran.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
(ANTON SUTOMPUL antonsutompul1504@gmail.com).