RAJA Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud akan berkunjung ke Indonesia pada 1 Maret nanti. Seperti yang sudah-sudah, kedatangannya yang juga memboyong 1.500 orang bakal menghabiskan fulus sangat banyak. Bisa jadi, bakal menguntungkan Indonesia karena kebiasaan foya-foya tersebut.
Jejak betapa mewahnya liburan Raja Salman sangat mudah untuk didapatkan. Saat dia mulai menjadi raja pada Januari 2015, mantan menteri pertahanan itu berlibur ke Kota Vallauris Golfe-Juan, Cote d’Azur, Prancis. Dia bikin heboh, karena Salman meminta otoritas Vallauris Golfe-Juan menutup Pantai Mirandole untuk umum.
Padahal, pantai yang cukup tersembunyi itu adalah surga bagi warga Prancis yang gemar berjemur tanpa busana alias kaum nudis. Karena itu, sempat lahir petisi yang memprotes permintaan arogan Salman. Selain menutup pantai, Saudi memaksa pemerintah setempat untuk membangun lift sementara di atas pasir pantai.
Tujuannya mempermudah akses Salman ke pantai. Maklum, pengganti Raja Abdullah itu bukan raja yang muda lagi. Saat itu, dia nyaris kepala delapan. Begitu mendarat di Bandara Nice dengan Boeing 747, Salman dan rombongannya langsung disambut kritik. Perjalanan dari bandara menuju mansion barangkali menjadi perjalanan paling riuh bagi rombongan Salman.
Menjelang akhir 2015, saat ada pertemuan G20 di Turki dia menyewa seluruh hotel mewah, Mardan Palace. Resort yang ada di selatan negara itu memang dikenal paling mahal di Eropa dan Metrania. Diperkirakan, dia membuang USD 18 juta atau sekitar Rp 293 miliar dengan kurs saat ini.
Di tahun yang sama, dia pernah melakukan kunjungan ke Georgetown, Washington DC, Amerika Serikat. Selama tiga hari di Ibu Kota negara adidaya itu, dia menyewa 222 kamar hotel Four Season. Tidak hanya itu, hotel juga dibuat bersolek dengan aksesori dan warna favoritnya, yaitu emas.
Pada pertengahan 2016, Salman mencatatkan perjalanan ke Turki selama dua hari. Kedatangannya pada April itu membuat heboh karena dia meminta dijemput oleh ratusan mobil mewah berwarna hitam sejak di bandara Ataturk. Di sana, dia tinggal di hotel J.W Marriot. Selama di Turki, diperkirakan total ongkos akomodasinya mencapai USD 10 juta.
David Weinberg, cendekiawan sayap kanan di Foundation for Defense of Democracies Amerika Serikat (AS), menyebut agenda liburan mewah Salman dan rombongannya sebagai aksi yang kontradiktif dengan ideologi masyarakat Saudi. Penguasa negeri ultrakonservatif itu tidak seharusnya pamer kekayaan di luar negeri.
’’Sebagian besar rakyat Saudi geram dan marah menyaksikan agenda hura-hura rajanya di negara Barat yang hedonis,’’ kata Weinberg.
Nah, bagaimana ya dengan liburan Raja Salman di Indonesia nanti? (vocativ/the independent/dailymail/dim/JPG)