SERANG – Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi (Disdagperinkop) Kota Serang, Akhmad Benbela menghimbau, para pedagang daging sapi mengurungkan niatnya untuk mogok berjualan, karena dianggap merugikan pedagang itu sendiri.
“Kalau pedagang mogok, justru kan merugikan pedagang itu sendiri, karena pendapatan mereka akan berkurang. Jangan mogok, kami akan berusaha menyelesaikan masalah ini,” kata Benbela kepada wartawan melalui sambungan telepon seluler, Kamis (6/8/2015).
Untuk mengantisipasi harga daging sapi yang saat ini mencapai Rp110 ribu per kilogram, Ia akan berusaha melakukan lobi ke pemerintah provinsi untuk mendorong penurunan harga daging. “Penambahan kuota daging sapi hidup bukan solusi, karena berpotensi akan menurunkan harga jual daging sapi dikalangan pedagang, nanti sebelum ke provinsi, kita akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian, bidang peternakan Kota Serang terlebih dahulu,” paparnya.
Benbela menjelaskan, bahwa idealnya memang harga daging sapi Rp90 ribu, namun harga Rp110 ribu dinilai belum terlalu mengalami kenaikan yang signifikan, bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain.
“Diperkirakan daging sapi akan segera turun, mengingat dalam dua minggu terkahir mengalam penurunan. Alasannya karena daya beli masyarakat akan kembali normal paska lebaran Idul Fitri, satu bulan ke depan harga akan kembali normal,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, Kecewa dengan sikap pemerintah, yang tidak mampu menstabilkan harga daging sapi di pasaran. Pekan depan para pedagang daging sapi di Kota Serang berencana akan melakukan aksi mogok berjualan.
Ketua Gabungan Pedagang Dading (Gapenda) Kota Serang, Khaeruzaman Aeng kepada wartawan, Selasa (4/8/2015) mengatakan, bahwa aksi mogok ini sebagai upaya menekan pemerintah menurunkan harga daging sapi. (Fauzan Dardiri)