PANDEGLANG – Sebanyak 200 atlet remaja Banten yang tergabung dalam program pemusatan pelatihan daerah (pelatda) PON Remaja Banten menjalani rangkaian tes fisik yang dilakukan tim satuan tugas (Satgas) PON Remaja KONI Banten. Tes fisik patriot olahraga remaja Banten tersebut dilangsungkan di Stadion Badak, Pandeglang, Selasa (5/12) siang.
Sebanyak 200 atlet remaja Banten harus menjalani lima tahapan tes fisik, seperti balke (lari 15 menit) untuk mengukur daya tahan, push-up dan sit-up untuk mengukur kekuatan, shuttle run (lari angka delapan) untuk menilai kelincahan, dan vertical jump (lompatan vertikal) untuk mengukur power otot tungkai.
Komandan Satgas PON Remaja KONI Banten Monlex Azwari mengatakan, tes fisik ini merupakan yang kedua bagi atlet PON Remaja Banten setelah yang pertama dilakukan pada medio September 2017.
“Alhamdulillah, secara umum tes fisik yang dijalani atlet sangat memuaskan dan menjanjikan. Terjadi peningkatan di semua tahapan tes yang dijalani. Ini menandakan atlet menjalani latihan dengan benar. Kalau latihannya tidak benar, hasilnya pasti juga akan mengalami penurunan. Kami kan punya data perbandingan dari hasil tes fisik pertama yang dilaksanakan pada medio Oktober lalu,” kata Monlex kepada awak media di Stadion Badak, Pandeglang, Selasa (5/12) sore.
Monlex menambahkan, hasil tes fisik ini akan menjadi acuan untuk latihan yang dilanani atlet dan tim pelatih. Tes fisik ini akan dilakukan secara periodik. “Atlet yang menjalani latihan secara konsisten selama pelatda akan mengalami grafis peningkatan baik fisik maupun teknik. Tapi, ada beberapa atlet yang kemampuan fisiknya masih stagnan. Hasil tersebut akan menjadi bahan evaluasi kami dan pelatih. Kita akan cari pokok permasalahannya ada di mana. Tes fisik seperti ini akan terus kami lakukan secara periodik, ya minimal tiga bulan sekali,” imbuhnya.
Hasil tes fisik, lanjutnya, juga akan menjadi poin penilaian kepantasan atlet untuk tetap bertahan di pelatda. “Di pelatda ada sistem promosi degradasi. Hasil tes fisik turut menjadi acuan untuk menerapkan sistem itu (promosi degradasi). Kita akan evaluasi dan pantau terus perkembangan fisik atlet. Bukan mengeyampingkan teknik, tapi fisik yang bagus merupakan kunci prestasi atlet. Bukan hanya teknik saja,” tegas Monlex.
Sementara itu, Sekretaris Umum KONI Banten Sutaryonjo menyatakan, atlet yang tergabung dalam pelatda PON Remaja merupakan gambaran awal tim Banten untuk menghadapi PON Remaja II Kalimantan Timur 2018. Untuk itu, diharapkan selain kemampuan teknik, fisik atlet penghuni pelatda harus di atas rata-rata.
“Hasil ini akan dijadikan bahan evaluasi bagi tim pelatih untuk meningkatkan kualitas atletnya. Atlet harus ingat bahwa fisik memiliki peranan yang sangat penting untuk meraih prestasi. Meski tekniknya bagus tapi fisiknya lemah, atlet tersebut tidak akan bisa meraih prestasi. Jangan pernah anggap remeh kemampuan fisik,” ucapnya. (Andre AP/RBG)