LEBAK – Forum Keluarga Mahasiswa Muncang (FKMM) mengajak puluhan pemuda mengaji dan mendengar siraman rohani di Ponpes Modern Al-Azkiya di Kampung Muncang, Desa Muncang, Kecamatan Muncang, Selasa (7/11).
Dengan kegiatan yang dipimpin langsung oleh Kiyai Uwes Al-Qorni pimpinan Ponpes Al-Azkiya sebagai pemateri, FKMM ingin merubah pandangan atau mindset masyarakat tentang daerah Muncang yang terkenal sebagai kota Jawara.
Anggota FKMM Tanti mengatakan, kegiatan positif ini sengaja digelar oleh FKMM, karena ingin merubah mindset masyarakat tentang daerah Muncang yang terkenal sebagai daerah Jawara.
“Kita ingin merubah mindset masyarakat tentang Muncang yang terkenal sebagai daerah Jawara yang ada di Kabupaten Lebak. Kelihatannya Muncang itu di mata masyarakat terkesan sebagai daerah yang mistis dan menyeramkan ataupun arogan dalam menyikapi persoalan yang dihadapinya,” katanya kepada Radar Banten Online.
Kegiatan perdana ini, lanjut Tanti, rencananya akan dilakukan rutin setiap satu bulan sekali, berharap kegiatan positif ini menjadi contoh kepada pemuda lain, khususnya pemuda Muncang.
“Kita ingin jadi contoh pemuda lain, yang ada di Muncang, agar daerah yang terkenal sebagai Jawara ini, jadi terkesan sebagai Jawara yang lebih religius dalam menyikapi persoalan apapun. Dan kita juga mengajak ataupun membuka seluas-luasnya kepada umum dan pemuda yang ingin bergabung dalam pengajian serta mendengarkan siraman rohani. Selain menambah ilmu, kegiatan ini juga dapat mempererat tali silaturahmi antara pemuda Muncang,” tegasnya.
Terpisah, Urul Amri pemuda setempat sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh FKMM untuk mengajak pemuda ke hal yang positif. Jadi seperti ayat yang bisa ditemukan di surat Al-Baqarah ayat 148 dan Al-Ma’idah ayat 48 Fastabiqul Khairat yaitu sebuah ajakan yang artinya “maka berlomba-lombalah kalian dalam berbuat kebaikan”.
“Saya sangat mendukung kegiatan apapun yang bersifat positif. Apalagi disini terkesan dengan daerah Jawaranya. Jadi saya juga ingin, walaupun disini daerah Jawara, tetapi Jawara yang lebih religius dan intelektual dengan menyikapi persoalan dengan musyawarah tanpa arogansi,” tegasnya. (Omat/twokhe@gmail.com).