TANGERANG – Sepanjang 2017, Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) berhasil mengungkap 812 kasus tindak pidana kejahatan. Dari sederet kasus tersebut, uang negara yang berhasil diselamatkan mencapai Rp90 miliar.
”Apresiasi atas kinerja Polairud. Teruslah eksis dengan kinerja, di tengah gelombang kritik. Jangan ragu, ini adalah pengabdian,” tegas Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian, saat menghadiri parade peringatan ke-67 Hari Polairud di lapangan terbang Pondokcabe, Pamulang, Selasa (5/12).
Sejumlah kasus yang menonjol yakni pemberantasan penangkapan ikan ilegal, kasus bajak laut dan sejumlah kasus lingkungan.
”Banyak tugas yang harus ditanggung aparat Polairud. Yang terkadang menyebabkan gejolak, gelombang serta dinamika yang harus dipilih. Pilihannya cuma satu, konsistensi tegakan hukum,” terangnya.
Ditambahkan, menghadapi banyak tantangan. Polairud harus tetap eksis menjaga kesatuan dan persatuan tanah air. ”Apapun dan bagaimanapun caranya,” timpal pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964 itu.
Menurutnya tugas aparat Polairud begitu berat. ”Kalau aset di darat itu mudah dihitung, sebaliknya aset Indonesia di laut sulit begitu juga diudara. Maka butuh inovasi dan kreativitas,” imbuhnya.
Tak hanya menjaga aset negara, Polairud juga memiliki peran dalam mengatur kedamaian dan kenyamanan seluruh masyarakat yang tinggal di pulau terluar di Indonesia.
Mantan Kapolda Papua itu berpesan, Polairud harus meningkatkan kerja sama dengan instansi lain serta komponen masyarakat serta aktif dalam kegiatan kemanusiaan.
”Kita tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, mutlak kemampuan kerja sama adalah kemampuan yang dituntut dalam rangka melaksanakan tugas kita secara maksimal,” timpal suami Tri Suwasti itu.
Sekadar diketahui, dalam parade pasukan digelar aksi terjun payung yang dilakukan oleh 18 pasukan yang menggunakan pesawat Cassa 212. Serta pembacaan puisi dengan peserta taman kanak-kanak, tarian maumere, tari kolosal, dan beberapa atraksi lainnya. (mg-04/ful/sub/RBG)