SERANG – Tim sepak takraw Banten yang berlaga di PON XIX Jawa Barat 2016 pada September nanti, tengah menjalani pemusatan pelatihan daerah (pelatda). Kini tim besutan Muchlis Ali telah memasuki tahapan khusus yang lebih fokus meningkatkan teknik individu atlet. Pelatda tim sepak takraw Banten yang berkekuatan 18 atlet, yakni 12 atlet putra dan enam atlet putri dilangsungkan di dua tempat. Yakni di Ciwandan, Kota Cilegon dan di Gelanggang Olahraga (GOR) Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Banten di Drangong, Kota Serang.
Kepala pelatih Sepak Takraw Banten Muchlis Ali mengatakan, fokus pelatda saat ini adalah meningkatkan teknik individu atlet. Sedangkan untuk fisik, atlet telah dibekali selama empat bulan di tahapan persiapan umum. “Kalau fisik tinggal menjaga kebugaran saja. Fisik anak-anak sudah berada di level terbaik dan kami rasa tidak ada masalah tentang fisik. Yang harus kami perbaiki adalah teknik. Dengan ditunjang fisik yang mumpuni dan tekni yang luar biasa, maka tim ini sudah bisa ditargetkan di PON nanti,” kata Muchlis di sela memimpin latihan di GOR PPLP Banten, Drangong, Kota Serang, Sabtu (16/4/2016) pagi, seperti dilansir Harian Radar Banten.
Muchlis menambahkan, meski telah memasuki tahap persiapan khusus, latihan fisik tetap dilakukan. Hanya saja intensitas latihan fisik dikurangi. “Latihan fisik tetap ada, tapi sekarang lebih banyak teknik. Dalam sepekan, kami latihan selama enam hari. Anak-anak diliburkan sekali sepekan, yakni setiap hari Minggu. Jadwal pelatda telah disusun sebaik mungkin, seperti hari Senin atlet akan menjalani latihan fisik di Stadion Krakatau Steel (Cilegon), Selasa hingga Jumat khusus latihan teknik di Ciwandan (Cilegon), dan Sabtu latihan teknik dan fitnes di GOR PPLP Banten. Intensitas teknik lebih ditingkatkan karena kita telah memasuki pra kompetisi,” jelasnya.
Sementara itu, Asisten pelatih Usman Chambari menyatakan, program pelatda ke depan adalah meningkatkan pola bertahan. “Kalau serangan sudah bagus dan bervariasi. Kita harus memadukan dengan pola bertahan yang kuat. Kalau kita hanya mengandalkan serangan tanpa memerhitungkan pertahanan, sama saja bohong. Harus berimbang antara serangan dan bertahan,” ucapnya. (Andre AP/Radar Banten)