SERANG – Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) akan dibangun di Desa Bojong Menteng, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang. TPST tersebut ditaksir memiliki nilai investasi sebesar 90 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Babar Suharso. Menurut Babar, selain akan mengelola sampah dari wilayah Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan), diperkirakan bisa mengelola sampah dari DKI Jakarta.
“Jalan tol Serang-Panimbang sepanjang 83 Km akan melalui tiga kabupaten. Sepanjang itu ada exit tol dan rest area. Di exit tol arah Rangkasbitung bisa membangun tempat pengelolaan sampah terpadu. Pembangunan ini berkaitan dengan Perpres No 3 Tahun 2016 tentang percepatan 12 proyek strategis, salah satunya bangaimana mengelola sampah menjadi energi listrik,” papar Babar di sela-sela halal bihalal di Masjid Raya Al-Bantani, KP3B, Selasa (12/7).
Lahan di Bojong Menteng bisa menampung sampah dan mengolah sampah dengan volume cukup banyak dari beberapa daerah. Pembangunan TPST ini sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat, provinsi, dan Kabupaten Serang.
Terkait investor, menurut Babar, sudah ada beberapa negara yang telah konsultasi dengan pihaknya. Di antaranya Cina dan Jepang. Negara-negara tersebut, mengaku siap menyediakan teknologi dan sistemnya.
“TPST butuh teknologi yang tinggi sehingga nilai investasinya mencapai 90 juta dolar AS. Jadi saat ini tinggal kajian lebih dalam saja dan menyesuaika n tataruangnya dengan jalan tol,” ujar Babar.
Sebelumnya, Gubernur Banten Rano Karno menginginkan di sekitar area jalan tol Serang-Panimbang dibangun TPST dan agro industri. Rano pun meminta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinis Banten Hudaya segera melakukan kajian.
“Saya minta (kepada Bappeda) dalam perencanaan tol (Serang-Panimbang) disesuaikan dengan rencana pembangunan terminal agro bisnis dan TPST untuk sampah dari daerah Tangerang dan Tangerang Selatan, sampah jangan lagi ada di kota,” ujar Rano, Senin (11/7).
Rano melanjutkan, TPST tersebut nantinya akan mengelola sampah menjadi produk yang diperlukan oleh masyarakat Banten sendiri, seperti kompos, briket, dan produk lainnya. (Bayu)