RANGKASBITUNG – Budi daya jamur tiram di Kabupaten Lebak, sangat menjanjikan. Kegiatan itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Hal itu seperti yang dilakukan beberapa pelaku usaha di Kecamatan Kalanganyar, Cibadak, Gunungkencana, Curugbitung, Sajira, dan Kecamatan Banjarsari.
Salah seorang pembudi daya jamur di desa Cihelang, Kecamatan Sajira, Yuli (37) mengatakan, jamur tiram miliknya memiliki kelebihan, selain rasanya enak juga beraroma. Selain itu juga pemasarannya begitu mudah dan banyak penampungnya. “Alhamdulillah usaha jamur tiram yang saya rintis sejak beberapa tahun ini membuahkan hasil. Saat ini permintaan jamur tiram meningkat pesat sehingga cukup kewalahan dalam memenuhinya. Harga yang saya tawarkan ke pengepul Rp 10 ribu per kilogram,” ujarnya, kemarin.
Menurut Yuli, tingginya permintaan tidak semuanya terpenuhi, sebab produksi terbatas dengan modal. Ia berharap pemerintah dapat menjembatani para pengusaha kecil bermodal terbatas dengan pihak perbankan. “Jujur saja kami kesulitan memenuhi permintaan pasar lantaran modal yang terbatas. Untuk produksi tempatnya masih terbatas baru dua. Kami berharap ada bantuan modal bagi perajin jamur tiram yang modalnya pas-pasan,” harapnya.
Menurut alumnus Universitas Terbuka Jakarta itu, budi daya jamur tiram tidak memerlukan perawatan khusus. Hanya saja kendalanya adalah suhu udara yang sering kadang panas. “Saya menyiasati dengan menjaga suhu dan kelembapan ruangan budi daya agar pertumbuhan jamur baik. Untuk mengatur suhu dan kelembapan ruangan maka setidaknya saya harus menyiram ruangan lima sampai tujuh kali dalam seharinya,” ucapnya.
Yuli mengatakan, dirinya telah mempekerjakan beberapa orang. Dari modal awal Rp 500 ribu, kini bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2 juta sampai Rp 4 juta per bulan. “Perjuangan belajar usaha budi daya jamur tiram ini saya dapat dari berbagai daerah. Salah satunya dari pengusaha jamur di Cianjur dan Bogor. Bila dikelola dengan benar usaha jamur tiram ini bisa menjadi penopang ekonomi keluarga,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Dede Supriatna berjanji akan terus membina kelompok tani yang mengembangkan jamur tiram. Ia memastikan, kegiatan pertanian itu dapat meningkatkan pendapatan petani. “Ya, saat ini usaha budidaya jamur tiram cukup pesat, karena setiap hari perajin bisa menghasilkan pendapatan,” ungkap Dede, kemarin.
Ia mengaku, jamur tiram asal Kabupaten Lebak sudah merambah ke sejumlah kota di Banten seperti ke Serang, Pandeglang, dan Tangerang. Namun, produksinya masih terbatas. “Saya kira ke depan Lebak dapat dijadikan daerah sentra jamur tiram,” ucapnya. (Nurabidin/RBG)