SERANG – Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Provinsi Banten yang digelar Selasa (23/8) di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Curug, Kota Serang diisi dengan berbagai kegiatan. Salah satunya adalah penyampaian petisi untuk pemerintah yang dibacakan perwakilan anak Banten.
12 Permintaan tersebut dibacakan di hadapan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten Ranta Suharta, Bunda PAUD Banten Dewi Indriati Rano, Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Engkos Kosasih Samanhudi, Asda II Pemprov Banten Eneng Nurcahyati, Kepala Badan Pemberdayaan Perempaun dan Masyarakat Desa (BPPMD) Banten Sigit Suwitarto dan ratusan tamu undangan.
Petisi yang berisi ‘Suara Anak Banten’ tersebut bagian dari upaya untuk wewujudkan Banten yang layak anak. Adapun isinya antara lain meminta perlindungan anak dari kejahatan seksual dan menghukum pelakunya secara adil, meminta perlindungan anak dari iklan dan bahaya rokok, meminta perlindungan dari pernikahan dini, meminta sekolah dan kurikulum yang ramah anak hingga sekolah di pelosok Banten, menjauhkan anak dari Narkotika.
Selain itu, anak Banten juga meminta dilibatkan, didengarkan aspirasi dan partisipasinya, menghentikan segala bentuk eksploitasi dan diskriminasi terhadap anak, mendapatkan tayangan program televisi yang ramah anak, menjauhkan dari pornografi, porno aksi, dan kekerasan seksual, mempermudah pelayanan pembuatan akta kelahiran, fasilitas untuk anak kebutuhan khusus dan wewujudkan lingkungan bermain layak anak.
Sekretaris Daerah Banten, Ranta Suharta mengatakan, masa anak-anak adalah masa yang sangat menyenangkan, dunia yang penuh dengan keceriaan. Namun disisi lain masih ada permasalahan yang dialami oleh anak-anak saat ini, antara lain masih adanya anak yang belum memiliki kutipan akta kelahiran, informasi yang ada belum ramah anak, terbatasnya wadah partisipasi anak dan suara anak belum mewarnai proses pembangunan, masalah kesehatan anak, putus sekolah dan belum semua anak mendapatkan pendidikan.
“Ada banyak faktor yang menyebabkan permasalahan ini bisa terjadi. Di antaranya masalah ekonomi, masalah keluarga, kurang perhatian hingga narkoba dan pergaulan bebas,” kata Ranta melalui rilis yang diterima Radar Banten Online, Selasa (23/8) sore.
Oleh karena itu, kata Ranta harus ada komitmen yang sungguh-sungguh dari semua pihak, bukan hanya pemerintah tetapi seluruh elemen masyaarakat mulai dari lingkungan yang terkecil seperti keluarga, RT dan RW yang harus selalu menjaga agar kondisi lingkungannya tidak member kesempatan anak-anak berbuat yang tidak seharusnya.
“Tentu saya berharap melalui peringatan hari anan nasional ini, anak-anak semakin rajin menuntut ilmu, giat berolahraga, kreatif dalam karya seni dan yang terpanting adalah berbakti kepada orang tua. Semoga anak-anak di Banten ini tumbuh menjadi anak yang soleh, berakhlak mulia, cerdas, mulia, serta memiliki masa depan yang baik,” katanya.
Ketua TP PKK yang juga Bunda PAUD Banten Dewi Indriati Rano menjelaskan, kebahagiaan seorang ibu adalah ketika anak-anaknya bisa tumbuh besar dengan sehat, cerdas dan ceria. “Tersenyumlah wahai anak-anak Indonesia. Tumbuhlah dengan sehat. Hadapi hidup dengan ceria. Jadilah insan penebar rahmat, iman dan taqwa adalah pelindungmu, karena allah tujuannmu,” katanya. (Fauzan Dardiri)