SERANG – Inflasi di Kota Serang menduduki posisi tertinggi di antara 26 daerah di Pulau Jawa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), salah satu pemicunya adalah bawang putih.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Banten Bambang Widjonarko mengatakan, akumulasi sejak Januari sampai Maret, inflasi Kota Serang tertinggi. “Saat April, Kota Serang tidak lagi tertinggi, tapi kalau dirata-ratakan tetap tertinggi,” ujar Bambang saat rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banten, KP3B, Jumat (17/5).
Bambang mengatakan, tahun lalu, harga-harga saat Ramadan dapat terkendali. Bahkan, tidak terjadi lonjakan. Namun, di tahun ini, sebelum Ramadan, harga bawang putih saja sudah tinggi. Bahkan, saat ini sejumlah komoditas masih mengalami kenaikan.
“Ini bisa menjadi pemicu inflasi di bulan Mei nanti,” terangnya.
Pergerakan harga komoditas lain relatif stabil. Sedangkan komoditas yang banyak dikonsumsi, tapi diproduksi pabrik relatif lebih aman seperti gula, terigu, dan minyak goreng.
Ia mengatakan, April kemarin, harga barang-barang atau jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara umum mengalami kenaikan. Hal itu terlihat dari adanya perubahan angka indeks harga konsumen (IHK) dari 143,81 pada bulan Maret menjadi 144,48 pada bulan April atau terjadi perubahan indeks (inflasi) sebesar 0,46 persen.
Enam dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada mengalami kenaikan indeks, yaitu berturut-turut kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks sebesar 1,84 persen; kelompok kesehatan naik sebesar 0,17 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,14 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,12 persen; kelompok sandang naik sebesar 0,04 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,02 persen; sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami penurunan sebesar -0,03 persen.
Bambang menerangkan, komoditas yang dominan menyumbang inflasi pada bulan April ini adalah bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, cabai merah, dan angkutan udara.
Berdasarkan pemantauan BPS terhadap 415 jenis barang dan jasa serta hasil survei biaya hidup (SBH) di Kota Serang, Tangerang, dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan, maupun bulanan, diketahui pada bulan April ini sebanyak 237 komoditas mengalami perubahan harga.
Pada kesempatan itu, ia mengatakan, di bulan April ini, perkembangan harga barang dan jasa (inflasi) di tiga kota IHK di Banten adalah Kota Serang mengalami inflasi 0,66 persen, Kota Tangerang mengalami inflasi 0,43 persen, dan Kota Cilegon mengalami inflasi 0,40 persen. Laju Inflasi tahun kalender tertinggi tercatat di Kota Serang, yaitu sebesar 1,29 persen, Surakarta sebesar 1,26 persen.
“Inflasi year on year (YoY) tiga kota IHK di Provinsi Banten dibandingkan dengan 26 Kota IHK di Pulau Jawa adalah peringkat kesatu untuk Kota Serang, peringkat keempat untuk Kota Cilegon, dan peringkat kelima untuk Kota Tangerang,” tuturnya. (Rostinah)
Inflasi Year on Year 27 Kota di Pulau Jawa dan Banten
Kota Serang 3,61
Bekasi 3,58
Jakarta 3,37
Banten 3,14
Cilegon 3,13
Tangerang 3,04
Bogor 3,01
Jogjakarta 2,98
Surabaya 2,81
Depok 2,78
Malang 2,76
Tegal 2,67
Bandung 2,67
Surakarta 2,51
Sukabumi 2,45
Madiun 2,38
Cilacap 2,36
Sumenep 2,35
Purwokerto 2,32
Jember 2,25
Semarang 2,17
Cirebon 2,04
Kudus 1,92
Kediri 1,91
Banyuwangi 1,65
Tasikmalaya 1,62
Probolinggo 1,55