SERANG – Hari ini Provinsi Banten berusia 16 tahun. Banyak hal yang mewarnai perjalanan provinsi, baik cari sisi positif maupun negatif.
Bagi Gubernur Banten Rano Karno, perkembangan pembangunan di Provinsi Banten sudah cukup signifikan dan mengarah ke jalur yang lebih baik. Misalnya infrastruktur jalan. Dari target Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pembanguan jalan provinsi tinggal 20 persen lagi yang belum selesai.
“Tapi perlu diingat, di provinsi ini ada jalan provinsi ada jalan kabupaten kota. Jalan provinsi hanya 800 kilometer, sedangkan jalan kabupaten/kota lebih dari 5.000 kilometer. Sekarang jangan lagi merengek-merengek apa yang harus dilakukan lakukan. Jika pemerinrah kabupaten/kota tidak mampu memperbaiki (jalan), serahkan pada provinsi,” ujar Rano usai Rapat Paripurna Istimewa HUT ke-16 Provinsi Banten di gedung DPRD Banten, Selasa (4/10).
Saat memberikan sambutan pada rapat paripurna, Rano mengungkapkan beberapa aspek di Banten yang mengalami kemajuan, seperti angka indeks pembangunan manusia sudah meningkat, kini lebih dari 70. Bahkan berada di peringkat ke enam nasional. Kemudian, jumlah penduduk miskin pun mengalami penurunan.
Meski capaian sudah cukup baik, menurutnya, masih perlu terus ditingkatkan. Namun perlu adanya sinergi antarelemen. Pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, serta semua lapisan masyarakat.
“Tentu peran serta seluruh elemen di Provinsi Banten mempunyai peran besar untuk terus melakukan pembangunan dan menjadikan Provinsi Banten sesuai dengan yang telah dicita-citakan,” ujar Rano.
Rano mengakui sejumlah kekurangan masih terjadi. Karena itu, momentum ulang tahun ini dijadikan ajang untuk introspeksi bersama dan berfikiri maju.
“Kita sudah tahu kesalahannya di mana, jadi yang penting jangan kita ulangi lagi ke depan kesalahan tersebut. Saya tidak kaget jika Banten masuk tiga provinsi tertinggi korupsinya. Karena itu kita menjadi salah satu daerah yang disuperviai oleh KPK,” ujarnya.
Salah satu tokoh pendiri Banten, Muchtar Mandala, mengatakan, Banten berdiri dengan semangat kebersamaan dan untuk kesejahteraan bersama seluruh masyarakat Provinsi Banten.
Muchtar mengaku sangat menyoroti kasus korupsi di Banten yang terjadi selama ini. “Banten masuk tiga besar daerah yang tinggi tingkat korupsinya, ini tentu bukan yang kita harapkan,” ujarnya.
Karena itu, menurutnya, ke depan diharapkan ada sosok pemimpin yang bisa menghapus hal negatif tersebut dan membuat Banten, seperti yang dicita-citakan. (Bayu)