Pagi itu, Jumat (24/1/2014) sekira pukul 09.00 WIB datang seseorang membeli kopi di warung Hulayah. Lelaki berambut sebahu. Lelaki itu mengawasi lokasi penimbunan solar dari warungnya. Mata lelaki itu terus mengamati lokasi penimbunan solar.
“Sebelumnya ada orang berambut sebahu ngopi di sini. Saya pikir orang
dari dalam lokasi. Pas bayar cuma satu gelas. Saya tanya, sisa nya siapa yang bayar? Karena orang dari dalam lokasi penimbunan solar mengambil kopi dan rokok seharga Rp100 ribu,” ungkap Hulayah kepada radarbanten.com, Sabtu (25/1/2014).
“Lelaki itu bilang, dari dalam yang bayar sisanya,” kata Muhayah menirukan jawaban pria itu.
Sekira pukul 11.00 WIB, lanjut Hulayah, beradatangan mobil memasuki lokasi penimbunan. “Ada sedan biru dan lainnya masuk ke lokasi. Saya nggak ingat mobil apa saja, tiba-tiba ramai. Ada juga wartawan juga nyorotin kamera,” ujarnya.
Hulayah sendiri baru mengetahui bahwa di dalam ada penimbunan solar setelah para petugas menggerebek lokasi.
“Awalnya nggak tahu di dalam itu isinya apa. Tahunya setelah dari bapak-bapak itu bahwa
ada BBM di dalamnya usai penggerebekan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan Polisi Daerah Banten melakukan penggerebekkan penimbun solar, Jumat (24/1/2014).
Lokasi penimbunan berupa rumah kosong (rumsong) yang memiliki halaman cukup luas. Pola penimbunan solar bersubsidi yakni pelaku membeli solar dari SPBU di daerah Kota Serang lalu mengisinya kedalam mobil tangki berkapasitas 8.000 liter. Pelaku lalu menyimpan solar ke dalam drum ukuran besar. (Wahyudin)