SERANG – Pemerintah Kabupaten Serang mengalami kekurangan benih cadangan untuk memenuhi permintaan benih petani yang sawahnya puso akibat banjir 22 kecamatan di Kabupaten Serang. Dari total sawah yang puso seluas 1.485 hektare, benih yang bisa dipenuhi Pemkab Serang baru untuk 800 hektare. Sehingga masih kekurangan benih untuk kekurangan 685 hektare. Adapun total luas lahan sawah yang terkena banjir seluas 4.581 hektare.
“Kami akan minta ke provinsi dan Kementerian Pertanian dari CBN (Cadangan Benih Nasional) untuk mencukupi kekurangan benih di kabupaten,” kata Kepala Seksi Bina Produksi Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Serang Zaldi Dhuhana saat ditemui Tangerang Ekspres (Radar Banten Group) di sela-sela Gerakan Serempak Pengendalian Hama Pasca-Banjir dan Pemberian Bantuan Benih Padi Puso akibat Banjir di Desa Sukanegara, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Senin (24/2).
Acara itu dihadiri oleh Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Agus M. Tauchid. Lantas, Kepala Badan Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Serang Sri Budi Prihasto, Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanhutbunak Kabupaten Serang Puji Astuti, dan perwakilan dari Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Hadir juga para kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian dan perwakilan dari kelompok tani se-Kabupaten Serang. Saat acara itu dilakukan juga pemberantasan hama wereng dan tikus.
Pihaknya, kata Zaldi, berharap agar cadangan benih kabupaten untuk lahan sawah seluas 800 hektare itu tak semua diberikan ke petani yang sawahnya puso, tapi separuhnya saja. Karena setengahnya itu diperlukan untuk mengantisipasi puso berikutnya. “Karena Juli-Agustus petani biasanya banyak yang membutuhkan juga karena puso akibat kekeringan,” katanya.
Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, pihaknya akan berupaya memenuhi kebutuhan benih yang kurang itu. “Kami akan mengupayakan tambahan bantuan benih itu termasuk melakukan komunikasi dengan Pemprov Banten dan Kementerian Pertanian,” ujarnya.
Menurut Tatu, areal padi sawah yang puso akibat banjir di Kabupaten Serang masih di bawah ambang batas 3 persen dari total luas tanam padi sawah Kabupaten Serang per tahun seluas 80.569 hektare. Sehingga tak mengganggu target produksi padi Kabupaten Serang. “Sebagai informasi, ambang batas puso karena bencana alam adalah 3 persen dari total luas tanam, sedangkan ambang batas puso karena organisme pengganggu tumbuhan hama dan penyakit maksimum 2 persen,” ujarnya.
Kepala Distanak Provinsi Banten Agus M. Tauchid mengatakan, pihaknya memiliki cadangan benih sekitar 20 ton untuk delapan kabupaten/ kota di Provinsi Banten. Jika Pemkab Serang membutuhkan benih itu agar segera mengajukan permohonannya. “Tolong secepatnya naikkan proposalnya sesuai varietas benih yang diinginkan selain Ciherang,” katanya seraya meminta agar jangan menyalahkan pihaknya jika benih itu terburu habis oleh kabupaten/ kota lain akibat Pemkab Serang terlambat mengajukan permohonannya.
Perwakilan dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sukamaju, Desa Kaserangan, Kecamatan Pontang, Sarmani meminta agar bantuan benih yang diberikan nanti bukan varietas Ciherang. Karena saat ini varietas itu sudah tak bagus lagi. Banyak bulir-bulir padinya tak berisi dan ketika terserang hama wereng sulit untuk pemberantasannya. (SUTANTO)***