SERANG – Pencitraan politik seperti menjadi hal yang lumrah dilakukan caleg untuk jalan pintas merangkul masyarakat. Pencitraan ini juga yang seringkali dianggap menyedot dana kampanye yang tidak sedikit, namun tetap dilakukan untuk meraih jumlah pemilih yang banyak.
Hal ini mencuat dalam dialog “Bagaimana Partai Politik Membangun Pencitraannya?” yang diselenggarakan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Banten di Sekretariat IJTI Banten, Jalan Bhayangkara, Kota Serang, Senin (10/2/2014).
Mahmun Muzaqi dari Fraksi PPP DPRD Banten mengatakan, pencitraan sangat diperlukan dalam komunikasi politik partai. “Pemilih di masyarakat akan lebih mengenal siapa yang mereka pilih. Melalui pencitraan ini, sosok caleg akan terlihat secara langsung oleh masyarakat,” ungkapnya.
Plh Ketua Partai Demokrat Banten dari Fraksi Aeng Haerudin mengatakan, suara pemilih rasional dan masyarakat awam sama saja. “Namun komunikasi untuk keduanya beda. Makanya saya membatasi penggunaan alat peraga kampanye,” paparnya.
Wakil Sekretaris Bidang Pengabdian Golkar Banten Ahmad Jazuli mengatakan, partai harus memilih jalur yang lebih cepat. “Suara partai politik menilai sama saja antara suara profesor dan suara tukang ojek,” ungkapnya. (WAHYUDIN)