SERANG – Tingginya ongkos politik untuk menjadi pejabat merupakan
salah satu penyebab tingginya perilaku korupsi di kalangan pejabat. Hal ini terjadi
lantaran politik pragmatis untuk meraih dukungan dengan cara memberikan uang
kian merajalela.
“Korupsi terjadi ketika cost politik tinggi. Ini yang
menyebabkan korupsi merajalela. Sistem politik kita harus diperbaiki,”
ungkap mantan Ketua KPK Taufikurrahman Ruqi kepada peserta workshop pencegahan
korupsi di Banten bersama KPK, Kamis (10/4/2014) di Aula Pendopo Gubernur
Banten.
Ia menjelaskan bagaimana korupsi terjadi akibat besarnya
ongkos politik yang mengubah cara berpikir pejabat setelah memangku jabatan.
“Bayangkan berapa besarnya uang yang dikeluarkan seorang caleg yang akan
maju. Jika ia jadi, maka ia akan berpikir bagaimana modal politiknya kembali.
Kalau gaji tidak cukup, maka jalan lain ditempuh,” terangnya.
Taufikurrahman Ruqi juga menganalogikan bagaimana masyarakat
kita sudah terlanjur menganggap cerita Si Kancil Mencuri Timun yang dianggap
cerita yang baik. “Masyarakat kita terlanjur percaya bahwa mencuri itu
dianggap kecerdasan. Padahal itu mencuri,” terangnya.
Selanjutnya, ia mengingatkan kepada Pemprov Banten agar
tidak mengangkat pejabat pemerintahan dengan iming-iming uang. “Kalau Pak
Sekda (Muhadi-red) mengangkat pejabat karena uang, maka pejabat itu akan berpikir
uang saja,” pungkasnya. (WAHYUDIN)