SERANG – Tumpukan kayu bekas dengan warna mencolok, norak, tapi juga harmonis dengan kenorakannya. Ada kayu bekar palet buah-buahan, bekas gulungan kabel, dan barangkali kayu bekas peti telor. Semua itu dihimpun dan dibuat menjadi seni instalasi yang menarik. Belum lagi tulisan provokatif yang menggelitik para penikmat seni rongsokan ini.
Kayu rumpang itu kemudian dihimpun menjadi bentuk buaya, kuda, anjing, kuda dan pigura. Pada bentuk-bentuk binatang itu, simak misalnya ungkapan, ‘wakil rakyat seharusnya melarat’. Juga ungkapan lain yang mewah seperti ‘hedonisme’, ‘heroisme’, ‘narsisme’, ‘pancasila’, dan sebagainya. Semua itu memprovokasi penikmat seni yang berkunjung di Taman Baca Rumah Dunia, Ciloang, Kota Serang.
“Kita sengaja mengenalkan seni tiga dimensi dari kayu. Ini memang dari kayu bekas, ada yang dari peti telor, peti buah dan peti sayur. Biasanya orang membuangnya dan hanya jadi tumpukan sampah,” jelas Ketua Pelaksana Kampung Seni Robinhood, Rumah Dunia, Hilman Suteja kepada wartawan, Senin (28/4/2014).
Sebagai instruktur workshop kayu bekas ini Edi Bonesky tergerak untuk memanfaatkan limbah kayu menjadi benda seni. “Agar kita sadar dengan lingkungan jangan membuang sampah sembarangan. Sampah juga bisa menjadi karya seni,” jelasnya.
Hilman menjelaskan salah satu benda seni yang dipajang, berbentuk badak bercula gergaji. “Ini mungkin kritik kepada kita yang senang berburu dan menggergaji cula badak. Bayangkan jika cula itu ternyata adalah gergaji yang akan menggergaji kita. Tentu akan menjadi teror,” paparnya.
Peserta yang ikut dalam kegiatan work shop ini tampak antusias. Mereka terdiri dari mahasiswa, pelajar dan umum. (WAHYUDIN)