SERANG – Usia remaja merupakan usia rentan oleh pengaruh ideologi
dan paham sesat. Radikalisme yang mengatasnamakan agama seringkali merayu dan
menyusup di kalangan remaja, baik di lingkungan sekolah maupun kampus.
Pemahaman jihad di kalangan remaja dianggap perlu untuk
memberi pemahaman supaya remaja tidak terhasut oleh pemikiran jihad yang
dangkal. “Jihad seringkali disamakan dengan terorisme. Pahadal keduanya
merupakan hal yang berbeda,” ungkap Sekretaris MUI Kota Serang Amas
Tadjudin kepada wartawan usai memberikan materi dalam acara seminar nasional
Remaja dalam Pusaran Radikalisme di Kanwil Kemenag Banten, Selasa (29/4/2014).
Amas melanjutkan bahwa pelajar sangat rentan mendapat
pengaruh paham yang mengatasnamakan jihad ini. “Seringkali pemahaman jihad
dibuat seperti hitam putih. Padahal agama tidak membenarkan bunuh diri dengan
alasan surga. Bunuh diri ya mati,” tegasnya.
Acara yang digagas oleh Forum Koordinasi Pencegahan
Terorisme(FKPT) Provinsi Banten ini dihadiri berbagai kalangan antara lain
santri dari beberapa pondok pesantren, mahasiswa, pelajar, dan akademisi. (WAHYUDIN)