SERANG – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Banten Moch Ali Fadhilah mengatakan peran Perhutani menjadi sangat penting untuk memfasilitasi peningkatan peran masyarakat desa hutan dalam produksi non-kayu. Ali Fadhilah mengomentari ini berkaitan dengan perlunya Pemprov Banten mempersiapkan keahlian masyarakat desa yang tinggal di perbatasan hutan.
“Terkait sistem inovasi daerah, petani adalah aktor utama yang dapat berkolaborasi dengan aktor-aktor lain, seperti peneliti dan pengembang dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat sekitar hutan,” jelasnya kepada radarbanten.com, Senin (27/10).
Ali mengatakan komoditas non-kayu yang belum terfasilitasi, diantaranya adalah jamur, madu lebah, dan pupuk kompos. “Jadi sebetulnya masih banyak hal yang bisa diambil manfaatnya oleh masyarakat sekitar hutan, selain kayu,” jelasnya.
Ali mengingatkan bahwa aspek paling penting dari inovasi daerah adalah sumber daya manusia, karenanya Banten harus mempersiapkan masyarakat di zona buffer.”Oleh karena itu berikan keterampilan dan keahlian pada mereka sehingga mereka bisa kelola sumber daya alam,” ujarnya.
“Hutan sebagai ekosistem. Pengelolaan hutan berbasis sumberdaya berkelanjutan, berorientasi sosial, memanfaatkan lingkungan sekitar, untuk lebih aktif mengikutsertakan masyarakat sekitar mengelola hutan,” jelas Plt Gubernur, di pendopo KP3B. (Dian Sucitra)***








