SERANG – Puluhan pelajar dan mahasiswa yang mengatasnamakan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putra Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Serang menggelar aksi refleksi 10 November yang bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, di Bunderan Ciceri, Kota Serang, Senin(10/11/2014).
Dalam tuntutannya, IPNU dan IPPNU menyayangkan sikap pemerintah yang tidak menetapkan KH Syam’un sebagai pahlawan nasional pada penetapan tokoh-tokoh pahlawan oleh pemerintah pusat. “Kami sangat menyayangkan salah satu pahlawan dari Banten tidak masuk dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” ungkap Ahmad Fadli, salah seorang orator saat aksi.
Dikatakan Fadli, momentum hari pahlawan sebagai refleksi dimana para pejuang terdahulu dengan mewakafkan seluruh jiwa dan raga untuk kepentingan masyarakat, agar terbebas dari penjajahan. “Bambu runcing yang pada saat itu menjadi alat perjuangan untuk merebut kemerdekaan,” jelasnya.
Selain itu, para mahasiswa menuntut kepada pemerintah agar menggalakkan pendidikan keagamaan sejak dini dan pondok pesantren sebagai wujud komitmen terhadap para pejuang kemerdekaan yang melakukan perlawanan berbasis pondok pesantren. “Pendidikan pondok pesantren menjadi spirit merebut kemerdekaan, sehingga layak untuk mendapat perhatian dari pemerintah,” katanya.
Pantauan radarbanten.com, aksi yang dilakukan mahasiswa dan pelajar ini selain melakukan orasi, dan menyebarkan selebaran kepada pengguna jalan, mereka melakukan teaterikal tentang spirit perjuangan para pahlawan dengan menggunakan bambu runcing melawan para penjajah. (Fauzan Dardiri)