SERANG – Ketua Fraksi Partai Demokrat Kota Serang, Firdaus Gozali mengatakan selama 7 tahun Kota Serang menjadi Ibukota Provinsi Banten banyak terjadi perubahan. Namun proses pembangunan yang dilakukan selama ini, tidak berbasis ramah lingkungan.
“Saat ini pembangunan di Kota Serang kondisinya masih belum memiliki identitas, atau bisa dikatakan semerawut,” ungkap Firdaus kepada wartawan, saat ditemui usai melaksanakan reses bersama masyarakat, Kampung Kelanggaran, Kelurahan Unyur, Daerah Pemilihan 1 Kecamatan Serang, Selasa (30/12).
Dikatakan Firdaus, bahwa maksud pembangunan yang beridentitas misalnya Kota Serang tidak terlepas dari berawal nama serang yang bermakna persawahan. “Saya melihat pembangunan yang selama ini dilakukan, mengikuti kota-kota besar yang termasuk kategori gagal. Sawah yang menjadi identitas pun menjadi sempit, sehingga di beberapa tahun kemudian, Kota Serang akan tertimpa kebanjiran dan kemacetan di mana-mana. Dan ini harus segera diselesaikan,” kata Firdaus.
Selain itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Serang ini mengungkapkan, bahwa di wilayah kota Serang, saat ini tengah membutuhkan transportasi massal yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Dan juga pihak Pemkot sudah melakukan MoU bersama pengusaha asal Korea, untuk mengelola sampah menjadi energi listrik.
“Tentu saya berharap, bagi pihak ketiga (Perusahaan Korea-red) mampu mengelola sampah mulai dari sampah rumah tangga, kalau bisa dibuatkan tempat-tempat sampah sampai ke kendaran umum, tentunya ini harus melalui regulasi Perda dan Pemkot harus mengusulkan hal ini,” jelas Firdaus.
Kendati demikian, Firdaus mengatakan, akan memasukkan hal tersebut pada hasil reses yang dilakukan dari tanggal 23-31 Desember 2014 akan dimasukkan menjadi rekomendasi dan diusulkan pada pembahasan hasil reses yang ditindaklanjuti melalui musrembang. (Fauzan Dardiri)