CILEGON – Setelah Argawana Gerem Bojonegara, Pancawarna Gerem, kini giliran Pancawarna Kembang Kuning asal Suralaya yang menjadi batu akik lokal dari Kota Cilegon, yang mengorbit di pameran Cilegon Gemstone Fair 2015 yang dihelat oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon di Krakatau Junction.
Sahruji, Ketua Kadin Cilegon, mengatakan pemilihan nama batu akik itu sesuai dengan asal batu yang memiliki variasi warna dan corak tersebut. “Masyarakat setempat mendapatkan batu itu dari Gunung Kembang di Suralaya dengan ketinggian sekitar 200 meter di atas permukaan laut,” ujarnya saat mengenalkan batu itu ke radarbanten.com, Rabu (11/3/2015) petang.
Dipaparkannya, batu akik yang diharapkan menjadi kebanggaan Kota Cilegon itu bukan merupakan batu hasil galian, yang tertanam di dalam tanah. “Keistimewaannya pada permainan motif yang cenderung seperti batik dengan penuh corak warna. Bagian tengah batu, umumnya memiliki warna yang lebih bagus,” tambahnya.
Kendati belum sempat dilakukan uji laboratorium untuk memastikan komposisi batu, namun ia optimistis batu akik yang juga menjadi salah satu koleksi kebanggaannya itu, tak kalah menariknya dengan batu akik jenis lain yang sudah dikenal di kalangan pehobi batu akik. “Makanya saya berani mengikutsertakan batu Pancawarna Kembang Kuning ini dalam kontes,” katanya.
“Yang pasti harganya masih terjangkaulah bagi pehobi, masih ratusan ribu rupiah saja,” sambungnya.
Guna mengantisipasi adanya kerusakan lingkungan atas perburuan batu itu, jelasnya, dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkot Cilegon untuk membahas potensi batu akik di Kecamatan Pulomerak itu.
“Jangan sampai terjadi pengrusakan lingkungan. Kita ingin ada regulasinya dengan Pemkot. Dan saat ini kitapun melibatkan home industri binaan Kadin Cilegon untuk mengelola potensi ini,” tandasnya. (Devi Krisna)