Batu akik jenis Lavender Sukabumi menjadi perhatian pengunjung Cilegon Expo 2015 di lapangan Sumampir, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Jumat (24/4/2015). Pasalnya, batu akik itu sengaja dibentuk oleh pemiliknya menyerupai liontin raksasa.
Bebeng Anwari (51), pemilik liontin raksasa itu, memaparkan, batu berukuran 48 X 37 centimeter dengan ketebalan 12 centimeter itu, ia peroleh sekitar tiga tahun silam, dari salah seorang pengepul di salah satu perbukitan di Desa Jampang Surade, Kecamatan Urabaya, Kabupaten Sukabumi.
“Sengaja saya bentuk seperti liontin raksasa. Jadi dia (batu akik) bisa berfungsi sebagai bahan pajangan rumah,” ungkapnya kepada radarbanten.com.
Sebelumnya, lanjut Bebeng, dirinya bahkan pernah memiliki batu akik jenis yang sama, dengan ukuran yang lebih besar lagi. “Kalau liontin ini beratnya cuma 29,7 kilogram. Kalau dulu, saya punya cincin raksasanya dengan berat 350 kilogram. Tapi sudah laku dibeli oleh orang Korea senilai Rp70 juta,” sambungnya.
Kali ini, dia membanderol batu akik raksasanya itu dengan harga sekira Rp50 juta. “Sudah ada yang menawarnya dengan harga tertinggi Rp30 juta, tapi belum mau saya lepas,” terangnya.
Sementara itu, terkait frame atau bingkai liontin tersebut, di mengatakan, “Saya pakai paralon bekas. Saya bakar dan melalui proses pengecatan. Dan hasilnya seperti ini, kuat menahan berat beban batunya sendiri.”
Lebih jauh, Bebeng mengungkapkan, selama ini, warga di sekitar lokasi penemuan jenis batu akik tersebut menyebut batu akik tersebut dengan Kecubung Sukabumi.
“Tapi karena tren istilah Lavender, maka batunya juga belakangan ini dikenal menjadi Lavender Sukabumi. Sekilas memang seperti Blue Oval, tapi dari kekerasan batunya jelas beda, Blue Oval lebih rendah. Kalau Blue Oval kekerasan batunya cuma 6,5 skala mohs. Nah, Lavender Sukabumi ini rata rata kekerasannya 7 skala mohs,” paparnya yang mengaku sebagai binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sukabumi. (Devi Krisna)