CILEGON – Gemolog atau pakar batu mulia dari Laboratorium Gemologi ACC Jakarta, Agustono Dwi R, mengungkapkan, pasar batu mulia seperti batu akik, masih cukup menjanjikan bagi pedagang maupun penghobi batu ditanah air. Menurutnya, potensi batu akik yang belum tergali secara menyeluruh di wilayah tanah air, mengundang para kolektor batu akik untuk terus memburu dan memilikinya.
“Ini juga yang menjadi alasan, kenapa pameran rutin tentang batu mulia itu terus gencar dilakukan. Karena, tren batu akik ini tidak seperti tren kecintaan orang pada ikan louhan beberapa waktu lalu, yang hanya berlangsung sesaat, dan menghilang begitu saja,” ujarnya saat menggelar jumpa pers di Rumah Dinas Walikota Cilegon, Minggu (26/4/2015).
Jumpa pers digelar terkait dengan kegiatan Cilegon Colourful Gems Exhibition 2015 yang akan digelar pada 30 April hingga 3 Mei 2015. Acara hasil kerjasama Festival Permata Nusantara dan Bursa Permata Gems Lovers Online Cilegon (GLOC) dan didukung oleh Radar Banten itu akan digelar di halaman Rumah Dinas Walikota Cilegon.
“Kalaupun tren itu mengalami penurunan, itu hanya terjadi sesaat. Dan dia akan kembali meningkat secara signifikan, ketika ada varian batu yang menyusul popularitas batu lainnya yang sudah dulu terkenal,” sambungnya.
Sementara itu, Walikota Cilegon Tb Iman Ariyadi mengaku kagum dengan pengaruh yang luar biasa dari keindahan sebuah batu akik hasil olahan tangan terampil pengrajin. “Memang keindahan batu akik ini luar biasa, tidak seperti tren lainnya. Kalau tren ikan louhan, saya juga sempat menjadi korbannya,” katanya seraya tersenyum.
Terkait dengan adanya temuan potensi batu akik di Kota Cilegon, seperti Pancawarna Kembang Kuning di Suralaya maupun Pancawarna Gerem, dirinya berpesan, agar masyarakat dapat mengedepankan keselamatan lingkungan. “Meskipun cukup menjanjikan dari aspek perekonomian masyarakat, tapi dampak galian itu terhadap lingkungan, juga perlu diperhatikan. Bila perlu, kita juga dalam hal ini BLH (Badan Lingkungan Hidup) akan melakukan kajian terhadap hal itu,” katanya. (Devi Krisna)