CILEGON – Landmark Kota Cilegon saat ini masih dalam tahap pembangunan oleh Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cilegon. Tak banyak yang tahu, bahwa desain landmark yang dibangun di kawasan Simpang Tiga Cilegon itu diam-diam adalah sebuah karya desain yang meraih peringkat juara kedua dalam sayembara lomba desain landmark yang dilakukan DTK pada sepuluh tahun silam.
“Ya benar, desain landmark yang kita bangun saat ini adalah juara kedua pada waktu itu (sayembara). Kita sengaja memilih desain juara yang kedua, karena dari sisi filosofi dan bentuk, sudah sangat mewakili Kota Cilegon. Dan menggunakan material baja, karena kita dikenal sebagai kota baja,” ujar Kepala DTK Kota Cilegon, Aziz Setia Ade di ruang kerjanya, Rabu (19/8/2015).
Filosofi dari landmark setinggi 25 meter itu, kata dia, sudah mewakili moto kota Cilegon sebagai kota industri yang berwawasan lingkungan, hal itu terlihat melalui analogi desain batang pohon yang lengkap dengan tangkai tangkainya, desain kubah yang menunjukkan Cilegon sebagai kota yang religius, delapan sudut landamark yang mewakili 8 Kecamatan di Kota Cilegon, hingga adanya menara pengontrol berbentuk mercu suar yang mewakili bahwa Cilegon juga dikenal sebagai kota pelabuhan.
“Karena yang namanya landmark itu kan harus monumental dan menjulang tinggi, makanya kita pilih nomor dua. Sedangkan desain yang juara satu itu, menurut kami lebih tepat untuk menjadi desain gedung, karena seperti bangunan biasa,” tambahnya.
Pihaknya mencatat, desain landmark itu merupakan hasil karya cipta Wira Niaga Sejahtera, sebuah lembaga konsultan perencanaan dari Kabupaten Pandeglang. Sedangkan juara satu pada saat itu diraih oleh Yusrizal dan disusul Arthadwi Rayanaputra, peraih peringkat juara ketiga.
“Jadi keputusan memilih desain juara kedua itu adalah atas kesepakatan dinas pada waktu itu karena sesuai kesepakatan sayembara pada saat itu, desain sepenuhnya akan menjadi hak milik Pemkot setelah diperlombakan,” tandasnya.
Sementara itu Kabid Prasaran Kota DTK Kota Cilegon, Edhi Hendarto menambahkan, pembangunan landmark yang menelan anggaran sekitar Rp3,3 miliar itu sesuai jadwal akan rampung pada akhir bulan September mendatang. “Saat ini progres pembangunannya sudah mencapai sekitar 65 persen. Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu,” ujarnya. (Devi Krisna)