SERANG – Pemerhati fashion, Egi Djanuiswati, mengatakan, masih kurangnya pengetahuan tentang cara berbusana dapat menyebabkan seseorang salah memilih busana yang tepat.
Hal ini terungkap dalam Seminar Etika Berbusana yang diselenggarakan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Serang di salah satu Rumah Makan, Kamis (27/8/2015).
“Perkembangan globalisasi sangat mempengaruhi gaya hidup remaja masa kini yang membuat remaja meninggalkan kebudayaan lokal,” kata Egi.
Hal ini dikarenakan, papar Egi, karena kurangnnya pengetahuan tentang cara berbusana yang tepat. Ia menjelaskan, sebagai individu sebaiknya kita mempertahankan budaya lokal, jangan meniru budaya barat atau yang tak sesuai dengan budaya timur.
“Memilih busana yang tetap sesuai dengan kepribadian akan memberikan rasa nyaman dalam menjalani aktivitas,” jelas Egi.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Serang Vera Nurlaila Jaman mengatakan, pihaknya tengah mengupayakan agar anggotanya menggunakan batik Banten. “Yang kita pakai saat ini batik Banten. Ada 3 buah bantik Banten yang menjadi seragam harian kami,” kata Vera.
Saat ditanya terkait dengan cara berbusana, Vera menjelaskan, berbusana harus sesuai dengan situasi dan kondisi. “Karena memang kita mayoritas muslim, ya harus disesuaikan. Seperti berjilbab dari atas, dan rapih sampai bawah,” kata Vera. (Fauzan)