JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengungkapkan pendataan sensus ekonomi kerap kali mengalami kendala dari beberapa perusahaan besar yang enggan memberikan informasi data-datanya.
“Kita minta dukungan agar pelaku usaha memberikan data cepat dan benar. Cepat karena waktunya hanya sebulan. Benar agar dapat digunakan untuk pengambil kebijakan yang tak perlu diragukan lagi,” ujar dia, Jumat (18/3), dilansir JawaPos.com
Selain itu, sambung Suryatmin, para responden juga sulit ditemui di era kebebasan saat ini sehingga harus membuat janji lebih dahulu.
“Kami minta pengertian pelaku usaha menengah keatas untuk meluangkan waktunya. Data individu dan perusahaan dijaga kerahasiaannya serta tanpa dipungut biaya,” tegas Suryatmin.
Menurutnya, pendataan sensus ini penting dilakukan sebagai acuan pemerintah mengambil kebijakan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan penggangguran. “Makanya kita juga segera luncurkan call center di setiap wilayah Indonesia untuk memudahkan pendataan,” urainya.
Suryatmin menambahkan, pendataan sensus ekonomi dilakukan dua tahap. Tahap pertama dimulai 1-31 Mei 2016 yang bersifat umum mencakup nama dan alamat perusahaan, kegiatan utama, status badan hukum dan lainnya.
Untuk tahap kedua lebih kompleks karena pelaku usaha didata mulai dari struktur usaha dan outputnya. “Nantinya, akan diambil sample dari pelaku usaha yang di sensus dan dipublish akhir desember 2016 mendatang,” ungkapnya.
Suryatmin tetap optimis beragam kendala tersebut akan bisa diselesaikan secara baik karena melihat pengalaman-pengalaman sebelumnya pendataan perusahaan selalu tepat waktu.(JPG)