SERANG – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten meluncurkan website yang akan berisi berbagai informasi mengenai kebudayaan dan pariwisata di Banten. Pada peluncurannya, Disbudpar menggandeng Bapak Media Sosial Indonesia Nukman Lutfie.
Kepala Disbudpar Banten Opar Sochari mengatakan, website adalah sebuah keniscayaan di era millennium, dimana internet dan media sosial memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kehidupan umat manusia, dari persoalan pribadi hingga soal-soal bisnis. Pihaknya dalam hal ini memanfatkan internet sebagai sarana promosi pariwisata dan kebudayaan di provinsi yang memiliki sejarah panjang, jauh sebelum Kerajaan Pajajaran berdiri, lalu keruntuhan Kerajaan Sunda yang digantikan Kesultanan Banten, yang memiliki potensi pariwisata yang belum terekspose secara maksimal.
“Semoga website yang kami kelola dapat menjadi referensi bagi para pelaku pariwisata, maupun calon wisatawan yang tertarik mengunjungi Banten. Dan yang lebih penting lagi, mereka yang tidak tahu soal provinsi ini tertarik untuk berkunjung,” harapnya, Selasa (29/3).
Sementara itu Bapak Media Sosial Indonesia Nukman Lutfie dalam paparannya yang berjudul “No Online, No Sales”, menjelaskan pentingnya media sosial dalam mempromosikan pariwisata. Menurutnya teknologi media sosial adalah teknologi penting yang sangat mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia baik secara personal maupun perhitungan bisnis.
“Dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri pariwisata di seluruh dunia,” ujarnya.
Ia mengatakan, infografis penggunaan internet setiap bulannya pada tahun 2015 saja, ada 1,55 milliar pengguna Facebook, 900 juta pengguna WhatsApp, dan 400 juta pengguna Instagram. Belum termasuk media sosial lain seperti Twitter, Google Plus, dan Path.
“Teknologi internet sudah menjadi bagian dari diri kita ketika bepergian,” ungkapnya.
Begitu banyaknya pengguna media sosial, sehingga banyak orang menggunakan teknologi internet untuk mendapatkan keuntungan finansial, dimulai dari bisnis yang sederhana sampai yang paling rumit, baik berupa barang maupun jasa.
“Yang menjadi kunci utama adalah harus sering online, saya sendiri tak kurang dari 90 update status setiap harinya untuk menjalankan bisnis. Orang-orang online untuk berbisnis, bagaimana dengan anda,” tanyanya.
Nukman Lutfie juga mengatakan populasi pengguna internet telah mencapai dua milliar orang, itu berarti 30 persen dari total populasi penduduk bumi, rata-rata menghabiskan waktu 16 jam perbulan, berdasarkan data tahun 2011 tercatat 4,7 milliar orang melakukan pencarian dengan mesin Google setiap harinya.
“Dengan website, anda bisa berbisnis menjual produk apapun yang anda mau,” jelasnya.
Nukman juga bicara soal efektifitas finansial jika menggunakan media nirkabel ini, dimana biaya promo menggunakan internet lebih murah apabila dibandingkan dengan promosi secara konvensional. Lebih menariknya lagi, kita tidak mesti menyewa tempat yang akan membuat modal, waktu, dan energi kita habis.
“Bahkan kita bisa mengontrol bisnis dengan santai di rumah saja,” jelasnya.
Alasan berikutnya adalah semua dalam satu platform, dimana semua produk dapat kita tunjukan dengan lebih baik, semua informasi yang dibutuhkan ada disana, sebuah website.
Selain itu, website memudahkan alur informasi, baik keluar maupun ke dalam. Orang dapat dengan mudah mengenal secara detail tentang bisnis kita, mudah bagi pelanggan untuk memesan dari manapun mereka berada.
Yang paling menarik adalah kesempatan yang terbuka lebar bagi para pengusaha kecil untuk mendapatkan investor besar, tentu saja hal itu akan terjadi jika bisnis kita sudah mulai dikenal luas, tetapi membutuhkan suntikan dana yang lebih besar untuk mengembangkan usaha.
Karenanya wajar jika wilayah di ujung barat pulau Jawa yang memiliki empat kabupaten dan empat kota ini menggunakan website untuk mempromosikan produk budaya dan pariwisatanya. (ADVERTORIAL/Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten)