Dilema tengah menghampiri Ratna (50), nama samaran. Ia tengah dimusuhi suami dan anak-anak karena Ratna berencana memberikan sepetak sawah kepada Sinta (25), nama samaran anak angkat Ratna. Bahkan lantaran terlalu kesal, Didi (55), nama samaran suami Ratna, sampai melayangkan permohonan cerai ke Pengadilan Agama. Wih, gara-gara harta, rumah tangga sampai kacau begitu ya?
Duduk perkaranya, gara-gara Ratna memasukkan nama Sinta (25), nama samaran anak angkat, dalam daftar pemberian hibah. Didi dan kedua anaknya menilai Sinta tidak memiliki hak itu. “Mereka bilang Sinta tidak pantas mendapatkan hibah. Sebab dia hanyalah anak angkat,” kata Ratna.
Namun Ratna tetap memasukkan nama Sinta dalam daftar penerima hibah. Ia bersikukuh meskipun sang suami mengancam cerai dan anak-anak tidak mengakuinya sebagai ibu kandung. “Paling kecewa dengan anak-anak saya, mereka durhaka. Kalau suami, silakan saja kalau memang ingin cerai. Berarti cinta dia kepada saya hanya sebatas harta,” ujarnya.
Ngomong-ngomong, memangnya kenapa sih Ratna bela-bela Sinta sebegitu besar? Begini ceritanya. Sinta itu bukan sekadar anak angkat, dia tidak lain anak dari adik kandung Ratna. “Dia ponakan saya, ibunya meninggal sejak dia kecil,” katanya. Ayah Sinta sudah tidak ada.
Ratna dan Ibu Sinta sejak kecil sangat dekat secara emosional. Karenanya Ratna sangat kehilangan ketika Ibu Sinta meninggal dunia. “Dia mengidap kanker di payudaranya. Saya sudah berupaya membawa ibunya Sinta berobat kemana-mana. Tapi dia menyerah saat usia Sinta empat bulan,” ujarnya.
Sebelum meninggal, Ibu Sinta menitipkan Sinta kepada Ratna. Inilah yang membuat ikatan batin Ratna kepada Sinta sangat besar. Sayangnya, ikatan ini dinilai terlalu besar. Bahkan mengalahkan ikatan batin antara Ratna dan dua anak kandungnya.
Perbedaan rasa cinta Ratna kepada Sinta juga dinilai terlalu kentara. Sehingga menimbulkan kecemburuan kedua anak kandung Ratna kepada Sinta. “Mereka cemburu kepada Sinta sejak kecil. Padahal itu tidak perlu terjadi, toh saya juga memberikan perhatian saya kepada mereka,” tutur Ratna.
Menurut Ratna, rasa cemburu kedua anaknya tidak lepas dari peran Didi. Sang ayah secara tidak sadar telah mendorong rasa itu kepada anak-anaknya. “Didi biang keroknya, dia hasut anak-anak saya agar benci kepada saya dan Sinta,” jelasnya.
Wah wah wah, bagaimana ini, kok gara-gara sepetak sawah keutuhan rumah tangga Didi dan Ratna jadi kacau? Didi mengaku, persoalan sawah adalah klimaks dari rentetan permasalahan yang terjadi. “Sawah itu ujung sejumlah persoalan yang ada. Inti sikap saya, Ratna itu terlalu sayang dengan anak itu (Sinta-red). Bahkan melebihi kepada anak-anaknya. Saya sebagai ayahnya kan sakit hati,” ujarnya.
Menurut Didi, Sinta datang ke rumah mereka ketika kedua anaknya berusia dua dan empat tahun. Ketika itu, perhatian Ratna tiba-tiba fokus kepada Sinta sementara kedua anaknya tidak terlalu disayang. “Saya kasihan sama anak-anak. Kalau mereka nangis, Ratna enggak kelihatan gusar. Tapi kalau Sinta yang nangis, responsnya cepat,” katanya.
Saat Sinta sekolah SD, uang jajannya tidak dibatasi. Berbeda dengan kedua anaknya yang kadang-kadang tidak diberi jajan. “Masalah jajan saja tidak dibagi rata,” tutur Didi.
Begitu juga saat mereka kuliah, keperluan-keperluan Sinta jadi prioritas Ratna. Meskipun kebutuhan kedua anaknya dipenuhi oleh Didi, namun yang dipersoalkan Didi adalah kasih sayang yang tidak seimbang. “Ini bukan persoalan uang atau harta, tapi tentang anak-anak saya yang dilihat sebelah mata,” akunya.
Didi mengaku, mengerti tentang ikatan batin Ratna dengan almarhum adik iparnya. Namun begitu, bukan berarti Ratna harus lebih mencintai keponakan ketimbang anak-anak mereka. “Minimal rata lah, itu saja kok. Tapi bertahun-tahun anak saya tidak jadi prioritas, kurang disayang. Kerena itulah saya marah,” jelas Didi.
Terkait kedua anaknya yang ikut-ikutan benci, Didi membantah itu karena hasutannya. “Saya saja yang melihat kelakuan Ratna sakit hati, apalagi anak-anak yang merasakan sendiri. Enggak perlu dihasut pun, mereka sudah kecewa. Saalah ituu,” katanya.
Karena itulah, ia sangat kesal ketika Ratna menyantumkan Sinta dalam daftar penerima hibah harta milik Ratna. Karena itulah ia mengancam Ratna dengan perceraian. “Saya ancam, dia malah menantang. Makanya sekalian saja saya daftar permohonan cerai,” ujarnya.
Ultimatum Didi, ia akan mencabut permohonan ini jika Ratna menghilangkan nama Sinta dalam daftar penerima hibah. Jika tidak, maka Didi akan meneruskan niat menceraikan Ratna. “Saya ini serius, ini bukan gertakan,” ancam Didi. Waduh, gimana itu ya? (Sigit/Radar Banten)