SERANG – Pengurus Daerah XXVII Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (FKPPI) Provinsi Banten mendukung penerapan Perda Kota Serang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan, dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat. Perda ini harus terus dijalankan oleh Pemkot Serang untuk menciptakan ketertiban di masyarakat.
“Perda itu sudah berjalan lama. Dibuat oleh Pemkot bersama Wakil Rakyat di DPRD untuk kepentingan rakyatnya. Dibuat berdasarkan aspirasi masyarakat dan melibatkan pendapat dari berbagai komponen masyarakat. Jadi, FKPPI mendukung perda itu. Pemkot harus kuat dan jangan gentar terhadap pihak-pihak luar yang ingin mengobok-obok, mengganggu situasi kondusif daerah,” ungkap Rd Deden Syaiful Achyar, Wakil Ketua Bidang Keanggotaan dan Kaderisasi PD XXVII FKPPI Banten, Kamis (23/6).
Menurut Deden, jika ada pihak-pihak yang ingin membuat Kota Serang tidak kondusif dengan menyebarkan berita negatif terkait dengan razia Satpol PP terhadap warteg yang buka siang hari di bulan Ramadan, FKPPI menyatakan akan berada di garis terdepan untuk membela daerah. “Persoalan dibesar-besarkan oleh pihak luar untuk tujuan merusak nama baik Kota Serang, nama baik Banten yang tenteram, FKPPI pasti terpanggil untuk membela. Warga di sini jangan mau dipecah belah. Kita harus kompak menjaga daerah dari kepentingan luar yang ingin Banten tidak kondusif,” ungkap Deden bersama pengurus.
Ia merasa geram karena persoalan ini menjadi konsumsi hingga publik internasional. Saat persoalan ini mengemuka, Deden bersama Ketua FKPPI Banten Iyus Yusuf Suptandar sedang berada di Eropa untuk menjajaki kerja sama investasi dengan sejumlah pengusaha. “Pengusaha yang menjadi mitra kami, rupanya tahu persoalan di Kota Serang yang ramai diberitakan media massa. Mereka bertanya tentang kondisi dan persoalan yang sebenarnya terjadi. Akhirnya saya beri penjelasan dan saya luruskan informasi yang keliru, termasuk kehidupan beragama dan toleransi beragama di Banten sejak zaman kesultanan hingga saat ini. Kehidupan warga di Banten kondusif,” ungkap Deden.
Persoalan itu, lanjut Deden, punya dampak yang luas termasuk terhadap dunia usaha. “Yang mau investasi seperti mitra bisnis kami, mereka tanya bagaimana suasana keamanan dan kondisi daerah,” kata Deden. (Aas)