SERANG – Imam besar Islamic Center New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali mengungkapkan, akhlakul karimah adalah senjata utama dalam berdakwah.
“Di abad 21 ini, akhlakul karimah sangat dibutuhkan dalam berdakwah,” kata Shamsi saat menjadi narasumber pada kegiatan pembinaan pegawai IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Kamis (18/8).
Acara bertema Meningkatkan Tata Kelola Kelembagaan Islam ini dihadiri Rektor IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Prof Fauzul Iman, wakil rektor, guru besar Prof Tihami, pegawai, dosen, dan Ketua Ikatan Alumni IAIN Banten Ahmad Taufik Nuriman.
Akhlakul karimah menjadi penting dalam berdakwah, sudah ia rasakan sendiri bagaimana hidup di Amerika dan menyampaikan agama Islam yang sesungguhnya kepada warga di sana.
“Tinggal di sana, bertetangga. Saya ketuk pintu rumahnya, saya sapa. Kemudian mereka saya undang untuk datang ke masjid. Ketika mereka mau datang, disediakan makanan dan minuman. Tidak berbicara agama dulu. Mereka tanya dan saya jawab sebagai orang Islam. Dari semaca itu saja, mereka akhirnya tahu. Orang muslim itu ternyata tidak seperti yang mereka bayangkan. Orangnya tinggi besar, berada di padang pasir dengan pedang terhunus,” ungkap pria kelahiran Sulawesi Selatan yang sudah tinggal di New York, Amerika Serikat, hampir 20 tahun.
Menurutnya, warga Amerika banyak yang masuk Islam setelah mereka tahu Islam. Islam itu ternyata bukan agama yang mereka anggap sebelumnya, dengan cap negatif. “Berdasarkan laporan Departemen Dalam Negeri Amerika, lebih dari 20 ribu orang di Amerika masuk Islam setiap tahun. Muslim Amerika itu orang-orang muda, terdidik, profesional. Usia muslim di sana rata-rata 37 tahunan, rata-rata berekonomi tinggi, dan berpendidikan tinggi,” ungkapnya.
Ada beberapa faktor Islam di dunia berkembang, lanjut dia, pertama karena Islam mampu menampilkan akhlakul karimah. “Bom nuklir bisa mengguncang dunia. Islam itu bisa mengguncang dunia dengan akhlakul karimah,” kata Shamsi.
Hal penting lain dalam berdakwah, lanjut dia, masalah komunikasi yaitu bagaimana mengomunikasikan isi Alquran kepada orang lain dengan cara yang baik. Juga menjadi bagian dari mereka dalam artian positif.
“Saya dakwah di Amerika ingin menjadi bagian dari arus utama di sana tanpa perlu ganti paspor. Di pusat kota New York sudah ada toko-toko halal food,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Rektor IAIN Prof Fauzul Iman menjelaskan, pembinaan pegawai ini program rutin yang temanya berbeda-beda setiap tahun.
“Menghadirkan Imam besar Islamic Center New York agar kita dapat mengkaji lebih dalam mengenai kelembagaan Islam, bagaimana Islam di Amerika. Beliau kenal dengan komunitas Yahudi di Amerika, sepak terjang Donald Trump, dan lainnya. Melalui kegiatan ini, banyak mutiara hikmah yang dapat kita gali dari perkembangan Islam di Amerika dan kelembagaannya,” ungkap Rektor saat membuka acara. (Aas)