KALA wanita telah tergoda ketampanan pria, segala hal rela dilakukan. Hal itu pula yang dilakukan Fitri (25), bukan nama sebenarnya, warga Serang. Tergoda akan bujuk rayu dan ketampanan Asep (27), bukan nama sebenarnya, membuat Fitri gelap mata. Semua keinginan Asep diberikan, mulai dari uang, handphone keluaran terbaru, hingga sepeda motor ia rela belikan. Wah Mbak, kok terbalik sih?
Awal mula perkenalan mereka pada saat keduanya masih bersekolah di salah satu SMA negeri di Kota Serang. Saat itu Asep yang merupakan idola sekolah adalah kakak tingkat Fitri. Wajahnya yang tampan, pembawaannya yang supel serta tutur katanya yang lembut membuat Fitri kesemsem dan berusaha menarik perhatian Asep.
“Saat itu semua anak perempuan di sekolah saya mengidolakan Asep. Siapa yang tidak jatuh hati Mas, Asep itu orangnya ganteng, supel, tutur katanya lembut. Kriteria cowok idaman lah,” ujar Fitri sambil tersenyum mengingat kenangan lama.
Setiap hari Fitri selalu datang melihat Asep bermain basket di lapangan sekolah. Perlahan namun pasti, perhatian Fitri berhasil membuat Asep tertarik. Akhirnya, mereka pun resmi berpacaran hingga Asep lulus sekolah dan Fitri naik ke kelas tiga.
Meski ditentang orangtua, Fitri tetap ngotot meneruskan hubungan dengan Asep. Bahkan berani kawin lari.
“Orangtua saya tidak setuju Mas, soalnya waktu itu saya dilarang pacaran kalau masih sekolah. Sempat disuruh putus tapi saya enggak mau. Ya sudah, nekat kawin lari,” kata wanita cantik berkulit putih itu. Wah Mbak, capek kalau kawin sambil lari.
Karena bingung harus berbuat apa lagi dengan anak perempuan mereka yang sudah cinta mati dengan Asep. Orangtua Fitri pun akhirnya menikahkan mereka dan Fitri harus berhenti sekolah.
Meskipun saat itu Asep masih pengangguran, Fitri tidak pernah mempermasalahkan, bahkan Fitri lah yang memberi Asep uang karena orangtua Fitri termasuk kaya raya. Selama tiga tahun mengarungi bahtera rumah tangga, hingga memiliki anak laki-laki yang diberi nama Rio, Fitri lah yang bekerja mencari uang dengan membantu mengelola usaha milik orangtuanya. Sedangkan Asep hanya membantu seperlunya saja.
Hingga akhirnya, Asep diterima menjadi guru honorer di sekolah SMA mereka dulu. “Senang akhirnya Mas Asep punya pekerjaan juga, malu disindir orangtua terus karena Asep pengangguran. Apalagi orangtua tau kalau saya yang biayai hidup Asep,” ujar Fitri sambil geram mengingat dirinya begitu bodoh mau saja membiayai hidup Asep, terutama gaya hidup mewah Asep.
Memasuki tahun kelima pernikahan mereka, tingkah laku Asep mulai berubah. Dari yang biasanya selalu ada di rumah bermain dengan anak begitu pulang kerja, menjadi sering pulang terlambat dengan alasan memberi les untuk anak murid.
Selama menjadi guru, Asep memang melanjutkan kuliah ke jenjang D3. Ternyata, selama di perkuliahan, bertemulah Asep dengan Desi yang merupakan teman kuliahnya. Sampai akhirnya, keduanya saling tertarik satu sama lain dan mulai melakukan perselingkuhan. Sejak itu, sikap Asep terhadap Fitri berubah dan mulai menjauh.
Bahkan Asep sering menjual barang yang Fitri belikan untuk modal kencan dengan selingkuhannya Desi. Sampai akhirnya, Asep tanpa basa-basi nekat kawin lari dengan Desi tanpa sepengetahuan Fitri dan meninggalkan Fitri beserta anak satu-satunya.
Fitri yang keheranan karena tidak mendapat kabar berita tentang Asep mulai mencari tahu dengan mendatangi kampus Asep. Setelah mengetahui adanya perselingkuhan antara Asep dengan Desi berdasarkan informasi dari teman kampus Asep, Fitri pun marah besar. Tapi, karena rasa cintanya yang begitu besar, Fitri hanya bisa mengelus dada dan mencoba mencari tahu keberadaan Asep. So sweet. Sampai akhirnya, Fitri berhasil menemukan Asep setelah satu bulan pencarian. Betapa sakit hati Fitri, ketika melihat kenyataan bahwa Asep sudah menikah dengan Desi.
Terus gimana Mbak Fitri setelah ketemu Asep? “Sakitnya tuh di sini Mas. Tapi, mau bagaimana lagi. Kalau belum menikah mungkin saya masih memaafkan. Tapi, kalau sudah begitu, saya lebih baik cerai,” katanya.
Sejak itu, Fitri pun akhirnya memilih menjanda dan tak pernah bertemu lagi dengan Asep. Makanya, Mbak kalau melihat orang itu jangan dari gantengnya saja. Menikah juga harus ada restu orangtua, bisa kualat soalnya. Ya salam. (Nizar S/Radar Banten)