RANGKASBITUNG – Dinas Bina Marga (DBM) Kabupaten Lebak ‘kejar tayang’ untuk memperbaiki Jembatan Kadu Agung. Sebelum hari jadi Kabupaten Lebak ke-188, 2 Desember 2016 nanti, jembatan di Jalan Maulana Hasanudin, di Kampung Cempa, Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar, itu harus sudah bisa dilalui kendaraan.
Saat ini, perbaikan masih tahap pembongkaran alas Jembatan Kadu Agung. Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan pada DBM Kabupaten Lebak Entoy Saepudin mengaku telah menginstruksikan para pekerja untuk bekerja mulai pukul 07.30 WIB hingga pukul 23.30 WIB, agar pembongkaran alas jembatan sepanjang 60 meter cepat selesai. Selanjutnya, pekerja merakit besi dan mempersiapkan pengecoran.
“Kami maraton mengerjakan perbaikan Jembatan Kadu Agung, biar cepat beres dan cepat dilalui masyarakat. Pekerja harus kerja dari pagi sampai malam hari,” tegas Entoy usai meninjau perbaikan Jembatan Kadu Agung, Jumat (14/10).
Dia menjamin hasil perbaikan Jembatan Kadu Agung berkualitas. Dia dan pekerja tidak akan mengurangi material bangunan.
Entoy mengajak semua elemen masyarakat, termasuk para Wakil Rakyat, untuk mengawasi pelaksanaan perbaikan Jembatan Kadu Agung yang menghubungkan Kecamatan Cibadak dengan Kecamatan Kalanganyar. “Saya ingin Jembatan Kadu Agung berkualitas dan tidak cepat rusak. Walaupun pekerjaannya dikebut, saya jamin, enggak akan ada masalah dikemudian hari,” tandasnya.
Entoy mengakui, perbaikan jembatan di Jalan Maulana Hasanudin itu telah mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat. Rumah makan dan warung milik masyarakat di pinggir jalan itu sepi, karena mayoritas pembeli merupakan pengendara dan tidak bisa melintas.
“Saya optimistis, akhir November 2016, jembatan ini sudah bisa dilalui. Artinya, perbaikan jembatan enggak akan sampai 60 hari,” kata Entoy.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Lebak Pipit Chandra mengingatkan agar DBM tidak asal-asalan memperbaiki Jembatan Kadu Agung. Dengan anggaran perbaikan senilai Rp1,5 miliar, DBM semestinya bisa menghasilkan pekerjaan yang berkualitas.
Pipit menyatakan, Komisi IV akan terus memantau perbaikan jembatan di atas Sungai Ciujung itu agar hasil perbaikan tidak cepat rusak kembali. “Jembatan Kadu Agung merupakan jalur strategis. Tiap hari, ribuan warga melintasinya. Jika hasil perbaikan enggak berkualitas, akan merugikan masyarakat,” tukasnya.
Politikus Partai Golkar itu mengakui jika masyarakat terganggu dengan perbaikan Jembatan Kadu Agung. Banyak masyarakat yang mengeluhkannya, karena harus berputar arah dan menempuh jarak beberapa kilometer akibat akses jembatan ditutup. Aktivitas perekonomian masyarakat di pinggir Jalan Maulana Hasanudin juga menjadi sepi.
“Semoga, perbaikan jembatan cepat selesai dan hasilnya berkualitas,” harap Pipit.
Pemilik warung Tegal (warteg) di Kampung Cempa, Hasanah, mengakui jika perbaikan Jembatan Kadu Agung berdampak terhadap penurunan omzet penjualannya. Dalam satu hari, dia mengaku bisa mengantongi Rp300 ribu lebih. Namun, sejak Jembatan Kadu Agung ditutup dan diperbaiki, pendapatannya menjadi Rp100 ribu.
“Biasanya, banyak pembeli mampir. Sekarang, mereka enggak bisa lewat (Jalan Maulana Hasanudin-red) karena jembatannya diperbaiki. Saya harap, perbaikan jembatan lancar,” ungkap Hasanah. (Mastur/Radar Banten)