INI kisah memilukan Agus (37) dan istrinya Asri (36), keduanya nama samaran. Mereka pisah ranjang bertahun-tahun setelah keduanya diintervensi masing-masing mertua.
Orangtua Agus tidak menyukai Asri karena Asri dulunya pernah bekerja di klub malam sehingga selalu berpikir negatif. Sebaliknya, orangtua Asri tidak simpatik dengan Agus yang belum mempunyai pekerjaan tetap, hanya buruh serabutan. Sampai akhirnya, penyesalan itu datang dari keduanya setelah ibu Agus, sebut saja Rahmi (55) yang tinggal sebatang kara meninggalkan mereka untuk selamanya.
Sejak menikah pada 2005 lalu, Agus memutuskan untuk tinggal bersama ibunya. Namun, petaka itu datang ketika Rahmi kerap ikut campur dan suka mengatur kehidupan rumah tangga Agus dan Asri. Kondisi itu membuat Asri tidak betah tinggal di rumah mertua. Sementara Agus tidak tega meninggalkan ibunya yang tinggal sebatang kara.
“Gue sejak kecil sudah ditinggal ayah. Almarhum meninggal karena sakit. Makanya, gue enggak mau kehilangan lagi dan minta istri bisa ngerti itu,” kata Agus.
Namun, Asri sepertinya tidak menerima alasan itu. Perbedaan prinsip itulah yang kerap menimbulkan percekcokan di antara keduanya. Agus menganggap ibunya memperlakukan Asri selayaknya menantu. Berbeda dengan pemikiran Asri yang beranggapan perlakuan ibunya itu ibarat majikan kepada pembantu. Padahal, apa yang dilakukan ibunya terhadap Asri terbilang wajar, seperti menyuruh mengepel, memasak, menyuci baju, sampai menyetrika. Kondisi itu, membuat Asri sering mengeluh dan kerap mengadu kepada orangtuanya.
“Menurut saya biasa saja seperti itu. Namanya istri kan memang tugasnya seperti itu, beres-beres dan melayani suami,” kata Agus membela.
Namun, persepsi itu diartikan lain oleh Asri yang memang bisa dibilang anak manja. Asri tidak biasa dengan pekerjaan ibu rumah tangga. Asri malah menyarankan agar Agus dan mertuanya bisa mencarikan pembantu. Mendapati sikap Asri itu, Rahmi kecewa dan menganggap Asri bukanlah istri yang baik untuk Agus. Pernyataan Rahmi yang terdengar sampai ke telinga Asri membuat Asri tersinggung. Lantaran itu, Asri lebih memilih berpisah dan tinggal di rumah orangtuanya.
Setelah di rumah orangtua Asri, bukannya memberikan nasehat malah kompor makin meleduk. Orangtua Asri malah memanas-manasi Asri agar menjauh dari Agus yang dinilai tidak punya masa depan. Begitu pula dengan Rahmi yang juga meminta Agus agar mencari istri pengganti.
Bak tokoh antagonis, intervensi dari masing-masing mertua berhasil membuat Asri dan Agus pisah ranjang. Kondisi itu pun berlangsung hingga bertahun-tahun. Beruntung mereka tidak dipisahkan oleh keputusan Pengadilan Agama alias cerai.
“Saya pisah sekitar dua tahunan, tapi komunikasi tetap jalan,” terangnya.
Beruntung pernikahan Asri dan Agus membuahkan hasil, yakni si buah hati. Meskipun dalam kondisi berpisah, Agus masih memperhatikan Asri yang tengah mengandung anaknya dan memberikannya nafkah setiap bulannya. Sikap Agus itu pun, direspons positif oleh Asri yang menyadari bahwa suaminya itu masih mempunyai rasa kepedulian tinggi dan calon ayah yang baik.
Namun, Asri tetap enggan tinggal bersama mertuanya yang selalu melihat Asri sebelah mata. Sikap egois Asri itu, bertahan sampai dua tahun lamanya. Sampai akhirnya, Agus yang kangen akan belaian istri dan juga anaknya, mencoba membujuk ibunya agar mau berbaikan dengan Asri demi keutuhan rumah tangga. Namun, sikap ibunya juga demikian, enggan meminta maaf kepada Asri.
Seiring waktu berjalan, tiba-tiba Rahmi, orangtua Agus mau berbaikan dengan Asri. Namun, perubahan drastis yang ditunjukan ibunya justru membuat Agus punya firasat lain. “Saya juga aneh, kok tiba-tiba saja Ibu baik banget sama Asri. Sampai apa saja dibelikan untuk cucunya dan siap menuruti permintaan Asri. Tapi, Asri masih enggan balik ke rumah,” ujarnya.
Benar saja, firasat yang dirasakan Agus ternyata tanda-tanda bahwa ajal akan menjemput ibunya. Tanpa ada tanda-tanda sakit atau meringis kesakitan, Rahmi yang tengah terlelap di tempat tidurnya tiba-tiba menghembuskan napas terakhir. Agus baru tahu keesokan harinya dan langsung memberitahukan Asri. Betapa kaget Asri mendengar kabar berita itu. Dari situ, Asri merasa menyesal sudah menolak permintaan terakhir mertuanya untuk rujuk kembali.
Untuk menebus kesalahannya, Asri pun rela mengurus jenazah Rahmi sampai dimakamkan. Termasuk orangtua Asri juga menyatakan penyesalannya karena telah berniat untuk memisahkan mereka. Sejak itu, Asri menjadi istri yang mandiri dan mampu melayani Agus dengan baik. Dari yang tadinya manja, sekarang jadi penurut dan mau mengerjakan apa yang pernah diperintahkan mertuanya dulu.
“Mungkin Asri baru sadar kalau permintaan ibu saya dulu untuk kebaikan dia juga. Untung, meski lama pisah ranjang, tidak sampai cerai,” katanya.
Dari harta warisan yang ditinggalkan ibunya, Agus mulai membuka usaha kuliner dan berkembang sampai sekarang. Kehidupan keduanya pun mulai mencapai kebahagiaan. Syukur deh Mas Agus kalau happy ending. Mudah-mudahan langgeng sampai tua ya. (Nizar S/Radar Banten)