CILEGON – Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) Cabang Kota Cilegon menggelar seminar umum fisioterapi tentang deteksi dini dan intervensi dini pada gangguan tumbuh kembang anak. Seminar yang berlangsung di Aula Setda II Pemkot Cilegon, Sabtu (29/10) diikuti oleh puluhan kader Posyandu dan sejumlah tenaga kesehatan.
Agus Wirawan, ketua panitia seminar, mengatakan, kasus yang terjadi di Kota Cilegon sepanjang tahun 2015-2016 pada gangguan tumbuh kembang anak terbilang cukup tinggi. Menurut data, ada sekitar 20 pasien di setiap kecamatan.
“Contoh fisik anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang pada anak ada down sindrome, delay development. Secara fisik dia ototnya lemah, yang semestinya di umur tujuh bulan sudah merangkak, tapi belum bisa merangkak. Empat bulan sudah bisa miring dan tengkurap, ini belum bisa,” ungkap Agus, fisioterapis di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon ini.
Agus menuturkan, ada 65 orang peserta yang hadir dalam seminar ini. Sebanyak 50 persen kader posyandu. Peserta lainnya dari tenaga kesehatan seperti perawat, bidan, dan guru PAUD dan TK.
“Kita fokuskan ke kader posyandu, karena kader posyandu itu merupakan ujung tombak di masyarakat terhadap pelayanan anak-anak. Kita ingin memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar kepada kader posyandu untuk dapat mengetahui bagaimana mendeteksi dini terhadap gangguan tumbuh kembang. Setelah dapat mendeteksi lalu kami berikan pengetahaun untuk mengintervensi dini bagaimana pelayanannya agar dapat menangani untuk memberikan penyembuhan yang lebih cepat,” ujarnya. (Riko)