SOMAD (29), nama samaran, memang menikahi janda, punya anak pula, sebut saja Aisyah (26). Namun, rasa sayangnya terhadap Aisyah tak terhingga. Maklum, Aisyah yang kini menjadi istri resminya itu, lama menjadi incaran Somad. Bahkan, sebelum Aisyah dipinang orang lain. Sampai akhirnya, Aisyah berhasil dipinang Somad dengan status janda setelah ditinggal mati suaminya.
“Walaupun janda, kalau tampilannya kayak Aisyah, mana tahan,” akunya. Widih sebegitunya. Secantik apa tuh Aisyah?
Dikatakan Somad, Aisyah memiliki wajah rupawan, berkulit putih mulus, serta karismatik. Di mana pun Aisyah berada selalu jadi pusat perhatian yang membuat Somad keder dibuatnya. Situasi itu membuat Somad acap kali menjadi bahan olokan kawan-kawannya, tetangga, sampai teman kerja. Siapa pun yang melihatnya, Aisyah pasti menuai kata-kata pujian. Sebaliknya, Somad yang menjadi pasangan Aisyah selalu jadi bahan ejekan.
“Termasuk, teman-teman dekat gue. Mereka hampir enggak percaya gue bisa dapetin Aisyah. Capek deh, emang gue sejelek itu ya,” keluhnya. Ah, enggak juga bang, dikit doang. Hehehe.
Meski begitu, Somad tetap bangga karena bisa mendapatkan wanita secantik Aisyah, meski berstatus janda. Ketika pertama kali mendapat respons dari Aisyah soal ajakannya menikah, betapa senang hati Somad bukan kepalang. Sayangnya, perasaan bahagia bisa memiliki Aisyah seperti halnya dalam mimpi, ternyata tak semanis realitas. Aisyah yang tadinya dianggap bidadari, tak disangka ternyata aslinya wanita yang sangat garang.
“Ya, istri gue aslinya galak banget. Sedikit-sedikit marah. Kalau enggak dituruti, taringnya keluar. Bisa ada piring terbang. Pas dulu pacaran, enggak begitu tuh,” terangnya. Biasa Kang, namanya pacaran, ya jaga image.
Diceritakan Somad, sebelum menjadi janda, dulunya Aisyah sosok yang lucu dan menggemaskan. Almarhum suami Aisyah, sebut saja Sohib adalah teman dekat Somad. Sohib dan Somad dulunya terang-terangan sama-sama mengincar Aisyah yang belum lama mereka kenal. Keduanya baru kenal, setelah terlibat menjadi anak motor yang suka balapan liar di jalanan ketika masih bujangan.
Aisyah adalah teman dari pacar teman Somad dan Sohib, anak motor juga. Aisyah kerap ikut nongkrong setiap malam ketika ada kegiatan trek balap liar. Tentu saja, wajah anggun Aisyah selalu menjadi pusat perhatian para joki liar. Tak terkecuali Somad dan Sohib. Namun, sepertinya Somad kalah start dari Sohib yang dengan jurus mautnya mampu meluluhkan hati Aisyah.
“Ya, awalnya kita kenalan, terus lama-lama dekat. Dari kedekatan itu, ada ketertarikan. Tapi, kayaknya Aisyah dari awal lebih memilih Sohib. Ya, jujur saja saya kalah ganteng dari Sohib,” terangnya. Memangnya Akang ganteng ya? “Sial, kena lagi deh,” tukasnya. Bercanda Kang! wkwkwk.
Tak lebih dari sebulan Sohib dan Aisyah jadian hingga melanjutkan hubungan lebih serius, yaitu pernikahan. Somad berlaku fair dan menerima kenyataan pahit itu. Malah, Somad menyempatkan hadir pada pernikahan mereka demi menghargai Sohib.
Saat bersamalan usai prosesi akad nikah, Somad sempat berkhayal ada di posisi Sohib. Tak sampai di situ, bahkan aura Aisyah yang terlihat lebih cantik setelah di-make up penata rias pengantin, masih berada di benak Somad. “Wajah Aisyah sampai kebawa mimpi di rumah,” ungkapnya.
Sejak pernikahan itu, merasa patah hati Somad mulai lost contact dengan Sohib maupun Aisyah. Namun, tiga tahun kemudian, Somad mendapat informasi kalau Sohib kecelakaan, yakni motornya tabrakan cukup parah sehingga kondisinya kritis. Somad sempat menengok Sohib saat dirawat di rumah sakit. Saat itu pula, Somad kembali memandang wajah Aisyah.
Pandangan pertama begitu menggoda. Rasa sayangnya terhadap Aisyah yang sudah terkubur dalam-dalam, bersemi kembali di tengah kepedihan Aisyah yang terancam ditinggal mati suami. “Sohib sempat dirawat tiga harian sebelum akhirnya ninggalin Aisyah dan anaknya yang perempuan,” terangnya.
Sejak kepergian itulah, Somad dan Aisyah kembali dekat. Mereka berkomunikasi secara intens, baik di rumah maupun melalui ponsel. Keduanya semakin akrab. Somad semakin percaya diri, terlebih Somad merasa sudah mapan dan yakin bisa menghidupi Aisyah dengan anaknya.
Somad mewarisi usaha orangtuanya, yakni berdagang di pasar dan punya lahan pertanian. Dipicu kepercayaan diri yang tinggi itulah, Somad nekat melamar Aisyah dan tak memedulikan status Aisyah yang janda beranak. Rasa sayang Somad yang sudah lama tependam, tak terbendung lagi sehingga meluapkan hasratnya kepada Aisyah. Beruntung, Aisyah yang kesepian dan merasa butuh nafkah sepeninggal suaminya, merespons dan akhirnya menerima lamaran Somad.
“Sempat terlintas di pikiran dulu pas nikahan mereka, janda Aisyah bakal gue tungguin. Eh kejadian juga. Jadi, merasa bersalah,” ujarnya. Nah loh. Kok mikirnya begitu? Kan masih banyak perawan, Kang. “Enggak ah, janda lebih menggoda,” dalihnya. Eeaaa…
Setelah berumah tangga, prahara itu muncul juga. Setiap hari Somad harus tahan menerima cacian dan makian Aisyah yang tak mengenal tempat. Tak jarang Somad dipermalukan di hadapan teman-temannya ketika Aisyah sudah marah. Begitu pula urusan ranjang. Ketika Somad pengin mengajak berhubungan suami istri, harus merayu habis-habisan. Bahkan, tak jarang ditolak Aisyah dengan berbagai alasan.
“Kalau dipaksa, Aisyah suka bentak-bentak, jadi enggak mood bawaannya,” keluhnya.
Sebaliknya, apa yang diinginkan Aisyah harus selalu dituruti Somad. Situasi itu, membuat Somad sering merasa kesal sendiri tak karuan. “Bikin emosi bawaannya,” ketuasnya.
Meski demikian, Somad bertekad untuk mempertahankan rumah tangganya dengan Aisyah. Somad berpikir positif saja, Asiyah begitu dipikirnya karena usianya masih muda sehingga labil. Untuk itu, Somad memberikannya kesempatan.
“Walaupun garang, gue tetap sayang. Ya, pelan-pelanlah, entar juga mengerti sendiri,” harapnya. Oh so sweet. Semangat ya, Kang! (Nizar S/Radar Banten)