SERANG – Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat pengaruh luar semakin kuat masuk ke Indonesia. Bukan hanya budaya, ideologi luar juga mengancam masuk dan menggerogoti ideologi Pancasila.
Guna mencegah budaya dan ideologi luar masuk ke Indonesia, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten menggelar acara Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) di gedung PWNU Banten, kegiatan tersebut dilaksanakan mulai Jumat hingga Minggu (18-20/8).
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama As‘ad Said Ali mengatakan, jika diibaratkan dengan batu baterai, PKPNU merupakan sebuah proses recharging bagi kader NU yang ada di Provinsi Banten. “Ini ibarat baterai di-charge di tengah situasi yang dinamis ini, yang dihadapi kita tahun ini berbeda dengan yang dulu, sekarang masuk era globalisasi, ada pengaruh luar yang kuat masuk ke Indonesia dan kader NU ini harus bisa menyaring antara yang baik dan yang buruk,” kata As’ad saat memberikan pengarahannya kepada peserta pendidikan kader.
As’ad menegaskan, meski banyak budaya luar yang masuk ke Indonesia, kader NU harus tetap bertahan pada budaya dan tradisi keagamaan Indonesia yang telah lama dipupuk oleh para ulama terdahulu. “Kaderisasi ini bagian dari memperkuat dan menghalau negara dari ideologi negatif juga untuk memperkuat ideologi NU. Jangan sampai kader NU khususnya di Banten justru jadi keder dengan arus globalisasi,” jelasnya.
Ketua PWNU Banten Prof Sholeh Hidayat saat pembukaan PKPNU mengatakan, PKPNU merupakan kegiatan kaderisasi formal yang sudah menjadi ketentuan dan kewajiban bagi seluruh kader NU. Jadi, secara bertahap seluruh kader NU harus mengikuti kegiatan tersebut. “Ini PKPNU angkatan yang pertama. Alhamdulillah, diikuti oleh 150 peserta perwakilan kabupaten kota di Provinsi Banten,” kata Sholeh.
Ia menjelaskan, para kader yang mengikuti kegiatan tersebut diharapkan selalu mengambil peran penting dalam aktivitas apa pun khususnya di Banten dan umumnya bagi keutuhan NKRI. “Saya optimistis kader yang sudah lunas dilatih selama tiga hari ke depan akan menjadi kader yang memiliki kredibilitas sebagai warga negara yang berkarakter dan berkepribadian manusia Indonesia,” ungkapnya.
Sholeh berharap, melalui PKPNU pihaknya dapat menciptakan kader yang benar-benar menerapkan rahmatan lil alamin. “NU itu lebih ramah bukan pemarah, perangkul bukan pemukul,” harapnya.
“Saya optimistis kader-kader yang sudah dilatih akan menjadi kader-kader yang memiliki kredibilitas sebagai warga negara yang berkarakter berakhlak karimah dan berkepribadian manusia Indonesia,” sambung Sholeh.
Sebelumnya, Ketua Pelaksana PKPNU Hubab Nafi Nu’man mengatakan, pendidikan kader bertujuan untuk melahirkan kader NU yang matang berpikir keagamaan dan kebangsaan di tengah-tengah kebiasaan pola pikir yang terjadi di masyarakat.
“Acara ini untuk melahirkan akidah yang kokoh bagi kader NU yang ada di Banten,” katanya. (Deni S/RBG)