TIGARAKSA – Munculnya selebaran bergambar petahana A Zaki Iskandar berdampingan dengan Ketua DPC PDIP Kabupaten Tangerang Topari ditanggapi beragam oleh sejumlah petinggi partai politik (parpol).
Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Tangerang Agus Kurnia mengatakan, fenomena tersebut masih wajar jika partai yang didekati oleh petahana menawarkan kadernya untuk menjadi pendamping dalam pilkada 2018 mendatang. Sebab, hampir mayoritas parpol di Kabupaten Tangerang menginginkan kadernya digandeng oleh petahana Zaki.
”Jadi begini, pada prinsipnya PAN itu membangun koalisi dengan Pak Zaki atau Golkar karena ada kesamaan visi membangun Kabupaten Tangerang agar lebih gemilang,” kata Agus Kurnia kepada Radar Banten, Senin (21/8).
Meski demikian, partainya akan menyerahkan sepenuhnya keputusan dari petahana soal siapa sosok pendampingnya pada Pilkada Kabupaten Tangerang. Bahkan, meski nantinya Zaki memilih pendamping dari kalangan politisi, partainya akan menerima dengan lapang dada.
”Kalau (memilih-red) Topari dari PDIP ya mungkin saja. Siapapun yang dipilih Pak Zaki kita dukung, bukan berarti kita akan menarik dukungan. Karena kita koalisinya bukan karena jabatan, tapi lebih karena kesamaan visi dan kesepahaman misi,” ungkapnya.
Sejauh ini, sambungnya, partainya baru menyodorkan nama Sekda Iskandar Mirsyad sebagai calon wakil bupati. Sebab sejak dibukanya pendaftaran, selain Zaki, baru Iskandar Mirsyad yang mendaftar. ”Sampai saat ini baru Pak Iskandar Mirsyad, tapi nanti kita lihat sampai tanggal 28 Agustus (penutupan pendaftaran-red) siapa lagi yang akan daftar,” tandasnya.
Senada disampaikan Ketua DPC PPP Kabupaten Tangerang Naziel Fikri. Menurutnya, partai memiliki hak untuk mengajukan nama sebagai calon pendamping Zaki dalam pilkada mendatang.
”Itu hak prerogratif partai politik. Misalkan PDIP menyodorkan Topari, PAN Iskandar Mirsyad, PKB Tommy Kurniawan, PPP misalkan menyodorkan Saya, atau Haji Madromli itukan hal yang wajar,” ujarnya.
Disinggung jika Zaki memilih calon pendamping dari kalangan parpol, Naziel memastikan sebelum penentuan tentunya harus ada diskusi dengan parpol koalisi. ”Ya harus melalui diskusi dulu. Dasarnya apa, haru ada alasan kuat. Kalau sudah dasarnya itu rasional, ya kenapa tidak kita Samina Waatona,” ujarnya.
Meski begitu, Naziel berpandangan jika nantinya dalam Pilkada Kabupaten Tangerang hanya ada calon tunggal, maka hak prerogratif bupati untuk menentukan pendampingnya. ”Tapi enggak ada itu (hak prerogratif-red) kalau calonnya lebih dari satu,” imbuhnya.
Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Tangerang Jaini mengungkapkan, bahwa penentuan posisi wakil nantinya melalui kesepakatan bersama antar partai koalisi. Termasuk kemungkinan Zaki akan menggandeng kalangan politisi sebagai pendampingnya.
”Ada kemungkinan-kemungkinan apakah nantinya (calon wakil bupati-red) dari parpol atau luar parpol,” katanya. Namun yang ia ketahui, Zaki akan mendiskusikan terlebih dahulu dengan partai koalisi untuk menentukan posisi pendampingnya.
”Masing-masing partai ada yang tidak mengusulkan wakil dari kadernya, ada juga yang mengusulkan di luar kader. Tapi pada akhirnya nanti akan diputuskan melalui meja perundingan,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejak dua hari lalu beredar di medsos gambar Zaki dan Topari dengan background gedung Puspemkab tersebut disertai tulisan ”Bersama Kita Menata Kabupaten Tangerang” serta jargon ”Tangerang Semakin Gemilang”. (HENDRA/RBG)