SERANG – Kasus penyakit difteri terjadi sebanyak tiga kasus di Kabupaten Lebak. Salah satu di antaranya meninggal dunia. Hal tersebut diungkapkan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat menghadiri rapat koordinasi di Pendopo Gubernur Banten KP3B, Kamis (14/12).
Di depan Gubernur Banten Wahidin Halim, Iti menjelaskan, satu orang sudah sembuh dari penyakit yang sedang ramai diperbincangkan tersebut, sedangkan satu lainnya sampai sekarang masih mendapatkan perawatan.
“Dengan jumlah kasus itu, Lebak belum masuk Kejadian Luar Biasa kasus difteri,” papar Iti.
Iti menambahkan, Pemerintah Kabupaten Lebak terus memantau kasus tersebut, dan melakukan tindakan-tindakan sesuai prosedur dan imbauan pemerintah pusat.
Kasus difteri sendiri saat ini sedang santer diperbincangkan publik. Pasalnya kasus tersebut sudah banyak memakan korban jiwa. Pemerintah pusat pun menanggapi kasus tersebut secara serius dengan membuat program vaksinasi yang dilakukan di daerah-daerah.
Pemprov Banten pun melalui Dinas Kesehatan Provinsi Banten melakukan vaksinasi sesuai arahan pemerintah pusat.
Cakupan vaksinasi difteri yang dilaksanakan di lima kabupaten kota di Banten baru mencapai satu persen atau 30.982 orang. Jumlah itu dihitung dari jumlah vaksin yang diberikan Kementerian Kesehatan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten sebanyak 3.050.998.
Kepala Seksi Surveilans Imunisasi dan Krisis Kesehatan Dinkes Banten drg Rostina seperti yang telah diberitakan Radar Banten Online mengatakan, hasil cakupan vaksinasi baru mencapai 1,02 persen. Dari tiga provinsi yang melakukan vaksinasi difteri, Banten memiliki cakupan paling banyak dibandingkan Jakarta dan Jawa Barat.
“DKI Jakarta 10.697 orang, Jawa Barat 23.108 orang, dan Banten 30.982 orang,” ujarnya kepada Radar Banten, Selasa (12/12). (Bayu Mulyana/coffeandchococake@gmail.com)