SERANG-Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indonesia (TI) Banten terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) atlet dan pelatih yang mumpuni untuk meningkatkan pembinaan taekwondo di Banten. Salah satu upaya yang dilakukan Pengprov TI Banten adalah menggelar ujian kenaikan tingkat (UKT) 2018 sabuk hitam seperti yang digelar di GOR Patriot Olahraga Banten, KONI Banten, Minggu (15/4).
UKT sabuk hitam Pengprov TI Banten 2018 diikuti 150 taekwondoin yang berasal dari delapan pengurus cabang (pengcab) se-Banten. Pada UKT tersebut, taekwondoin wajib melalui tiga tahapan ujian yang telah ditetapkan. Yakni, ujian gerakan dasar (kuda kuda, tangkisan, tendangan, dan pukulan), jurus wajib (sepuluh jurus dasar taekwondo), dan jurus pilihan (ditentukan tim penguji).
Selain menggelar UKT, kesempatan ini Pengprov TI Banten juga me-launching pemusatan pelatihan daerah (pelatda) mandiri. Pelatda Mandiri diikuti 25 taekwondo sepenuhnya dibiayai langsung Pengprov TI Banten. Ke-25 taekwondoin yang mengikuti Pelatda Mandiri diambil dari juara Kejurnas Junior di Surabaya 2016, atlet Kejurnas PPLP di Palu 2017, atlet yang mendapatkan medali di Kejurnas Junior 2017, dan atlet Pelatda Jangka Panjang (PJP) KONI Banten.
Sekretaris Umum Pengprov TI Banten Fiva Zabreno mengatakan, tujuan digelarnya UKT adalah untuk melahirkan SDM atlet dan pelatih taekwondo Banten yang berkualitas. “Tidak sembarangan taekwondoin bisa ikut UKT. Ada beberapa persyaratan mutlak yang harus dipenuhi agar bisa mengikuti UKT. Persyaratan yang kami tetapkan tidak lain agar taekwondoin yang mengikuti UKT memiliki kualitas yang baik dan siap mengemban amanah, baik menjadi atlet atau pelatih di masa yang akan datang,” kata Fiva, Minggu (15/4).
Fiva menambahkan, UKT sabuk hitam juga merupakan persyaratan untuk menjadi pelatih, penguji, dan wasit. “Ini kan sangat bagus untuk jejang selanjutnya para taekwondoin. Kalau mereka sudah tidak aktif lagi sebagai atlet, nanti mereka bisa menjadi penguji atau wasit. Dan syaratnya harus sudah menyandang sabuk hitam,” imbuhnya.
Ia mengakui, perkembangan taekwondo di Banten mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini, TI Banten tercatat memiliki lebih dari 500 taekwondoin yang telah menyandang sabuk hitam. “Idealnya setiap pengcab harus memiliki 20 taekwondoin sabuk hitam. Saat ini, masing-masing pengcab di Banten telah memiliki lebih dari 30 taekwondoin sabuk hitam. Selain itu, kalau dijumlahkan, taekwondoin yang ada di Banten saat ini berjumlah lebih dari 26 ribu orang. Itu artinya pembinaan taekwondo di Banten sudah merata dan berkembang sangat pesat,” tutur Fiva.
Ditambahkan Ketua Umum Pengprov TI Banten E Kosasih Samanhudi, muara dari semua program yang dirancang pihaknya adalah peningkatan prestasi di PON XX Papua 2020. “UKT dan Pelatda Mandiri ini adalah bagian dari strategi kami untuk meraih prestasi lebih baik di PON XX. Khusus untuk atlet yang tergabung dalam Pelatda Mandiri, mulai pekan depan akan dilakukan tes fisik yang langsung diuji konsultan teknik dari Staf Khusus Kemenpora Pino Indra Pradana. Pino sangat kompeten lantaran pernah juara di SEA Games sebanyak dua kali dan juara PON sebanyak tiga kali,” ucapnya.
Namun demikian, untuk menumbuhkan persaingan kualitas akan diterapkan sistem promosi degradasi di Pelatda Mandiri. “Kita lihat di setiap pertandingan dan terutama di Porprov V Banten 2018, November nanti di Kabupaten Tangerang. Kalau atlet yang berada di Pelatda Mandiri kalah maka langsung didegradasi,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I KONI Banten Engkos Kosasih yang hadir untuk membuka acara UKT dan launching Pelatda Mandiri Pengprov TI Banten 2018 menyatakan, taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga (cabor) andalan Banten di ajang multievent nasional. “Kami harapkan cabor taekwondo selalu melahirkan taekwondoin-taekwondoin potensial dan berkualitas serta mampu berbicara banyak di event nasional. Taekwondo selalu konsisten menyumbang medali untuk kontingen Banten di PON. Memang sejauh ini belum ada medali emas, tapi kami yakin ke depan bisa lebih baik dan meningkat,” ucapnya singkat. (dre/ibm/ira)