TREN serangan penyakit jantung bergeser ke usia muda. Di usia 30an, berbagai tumpukan lemak dan plak di dalam darah dapat menjadi ancaman. Didukung dengan gaya hidup tak sehat akan membuat ancaman semakin tinggi.
Penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan karena adanya penyempitan atau sumbatan pembuluh darah koroner yang merupakan pembuluh darah ke otot jantung. Di tahun 1990-an, sebanyak 10 persen rata-rata pasien yang mengeluhkan serangan jantung adalah usia muda.
Catatan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Harapan Kita dr. Dafsah A. Juzar, SpJP(K), FIHA, pasien yang datang memang banyak yang masih berusia produktif. Ada pasiennya yang mengeluhkan nyeri dada berusia di bawah 30 tahun.
“Jadi usia muda definisinya enggak semua sama, kami sebut di bawah 45 tahun. Akhir-akhir ini banyak juga kita melihat pasien dengan usia 30 tahun, bahkan pasien pria paling muda baru-baru ini berusia 27 tahun,” kata Dafsah yang juga Ketua Scientific Committee Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association (ASMIHA) baru-baru ini di Jakarta.
Menurut Darah, sebagaimana dilansir JawaPos, angka kematian di Indonesia tahun 2000-2012, pada orang-orang berusia 30 hingga 70 tahun terus meningkat. Sebanyak 23 persen disebabkan oleh penyakit tidak menular, seperti kanker, diabetes, penyakit pernapasan kronis. Sebanyak 40 persen di antaranya disebabkan penyakit kardiovaskular.
Perlu diketahui, yang dimaksud dengan penyakit kardiovaskular/ Cardiovascular Disease (CVD) adalah penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular (otak dan pembuluhnya), penyakit pembuluh darah perifer, penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, aritmia dan penyakit katup, thrombosis vena dalam dan emboli paru.
Dafsah menjelaskan rata-rata pasien usia muda berpenyakit jantung didominasi kaum adam. Sebaliknya, pada wanita paling banyak diderita usia yang lebih lanjut.
Faktor penyebab atau faktor risiko penyakit jantung yaitu kadar kolesterol jahat di darah yang tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, obesitas atau kegemukan, merokok, dan genetik. Pasien yang mengeluh rata-rata memiliki faktor risiko tersebut.
Menurut Dafsah, sebaiknya memasuki usia dekade ketiga atau 30 tahun, seseorang perlu diperiksa sesekali untuk mengecek stratifikasi risiko. Jika merupakan pasien dengan kategori risiko tinggi tentu harus mendapatkan perhatian serius.
“Pasien muda usia 20-an hingga dekade ketiga, coba check up apakah ini risiko penyakit jantungnya masuk kelompok tinggi, sedang, atau rendah,” jelas Dafsah.
(ika/JPC/JPG)