CILEGON – Pemkot Cilegon mengklaim bahwa event Cilegon Ethnic Carnival (CEC) menjadi magnet baru pariwisata, sebab telah berhasil menyedot perhatian banyak pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu Pemkot Cilegon berharap CEC menjadi agenda tahunan dan masuk kalender pariwisata Pemprov Banten dan Kementerian Pariwisata.
Hal tersebut diungkapkan oleh Plt Walikota Cilegon Edi Ariadi saat gelaran CEC 2018, Sabtu (28/4) malam, di Jalan Jenderal Sudirman. “Di Cilegon itu meski multikultural tapi nampak guyubnya, nanti kita bisa lihat di sini,” ujarnya.
Edi menuturkan tingginya antusiasme pengunjung baik dari dalam daerah hingga luar daerah bisa dilihat dari padatnya area CEC oleh para penonton. Menurutnya, hal ini sudah terjadi pada pagelaran salah satu rangkaian HUT Kota Cilegon itu di tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Edi, Kota Cilegon yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari sejumlah negara di dunia memiliki keunikan. Hal itu muncul karena beragamnya kebudayaan yang berasal dari masing-masing daerah asal masyrakat yang menetap di Kota Cilegon. “Keunikan itu menjadi daya tarik untuk pariwisata. Untuk menjadikan potensi itu sebagai destinasi wisata unggulan, CEC ini merupakan salah satu solusinya,” kata Edi.
Pantauan Radar Banten di lokasi, agenda yang dimulai pada sekitar pukul 20.00 dan berakhir pada pukul 23.30 dimeriahkan dengan penampilan kostum unik yang merepresentasikan kekhasan suatu daerah. Selain kebudayaan serta kekhasan Kota Cilegon, dalam event itu pun ditunjukan kekhasan serta kebudayaan dari daerah lain di Banten seperti adat Baduy dari Kabupaten Lebak, adat Kota Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangsel, dan Kota Tangerang.
Kemudian kostum serta tarian adat dari Minahasa, Minang, Bali, Tapanuli, Betawi, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Dalam kesempatan itu, Edi pun menerima cenderamata berupa pakaian serta makanan khas dari daerah-daerah itu.
Dari luar negeri, event itu dimeriahkan kostum dan tarian adat dari Korea Selatan yang dibawakan oleh karyawan PT Krakatau Posco, kostum dan tarian Jepang yang dibawakan oleh karyawan Nippon Group, serta dari Komunitas Tionghoa yang menampilkan tarian naga dan barongsai.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati menuturkan, Pemprov Banten menilai CEC merupakan salah satu destinasi wisata buatan yang sangat baik dan memiliki daya pikat wisatawan. “Respon wisatawan sangat bagus,” ujarnya.
Pemprov Banten menurut Eneng tentu mendukung langkah dari Pemkot Cilegon tersebut. Menurutnya, langkah itu bisa jadi contoh bagi daerah lain untuk kreatif dalam mengolah potensi yang ada di daerah demi kemajuan daerah itu. “Kami berharap, Pemkot Cilegon terus menggelar acara itu setiap tahunnya, serta terus kreatif dalam mengemas agenda kepariwisataan,” katanya.
Sementara itu, selama dua malam, yakni Jumat (27/4) malam dan Sabtu (28/4) malam, Kota Cilegon dilanda kemacetan parah. Sebelum CEC, Pemkot juga menggelar syukuran sekaligus peresmian Alun-alun Cilegon yang mendatangkan artis ibukota Judika. Ribuan warga menghadiri dua agenda tersebut sehingga membuat jalan utama macet parah.
Warga berharap agar ke depan Pemkot menyiapkan jalur alternatif sehingga tidak menyusahkan warga yang beraktivitas. “Acaranya sih bagus, tapi ke depan harus dipikirkan jalan alternatif. Diperlebar agar warga yang menggunakan jalan alternatif tetap tidak terganggu,” kata Anis, warga Gerem, Kecamatan Grogol. (Bayu Mulyana-Ibnu M/RBG)