Beratnya membangun rumah tangga memang begitu terasa. Urusan ekonomi terpenuhi, masih ada masalah hati yang terkadang tak bisa membohongi rasa akan cinta pada wanita lain. Ya, kira-kira begitulah apa yang dialami Bopak (56), bukan nama sebenarnya.
Memiliki istri cantik jelita, sebut saja namanya Konah (51), nyatanya tak membuat Bopak puas akan hidupnya. Ya namanya manusia, ia selalu mencari alasan untuk mendapat pemakluman agar bisa memiliki dua istri dalam satu atap namun tetap harmonis. Widih, atuh kalau begitu mah semua lelaki juga mau.
“Ya dia itu kebawa-bawa sama beberapa temannya yang bisa hidup dengan dua istri, Kang. Tapi kan saya mah enggak mau, enggak kuat,” kata Konah kepada Radar Banten.
Konah mengaku, ia lebih baik hidup miskin tak punya apa-apa, daripada bergelimang harta namun harus rela menerima wanita lain untuk suaminya. Saking tak ikhlasnya dimadu, wanita asli Pandeglang itu berulang kali menjelaskan betapa perihnya hati ketika Bopak meminta izin punya istri lagi.
“Sakit, Kang, sedih. Meskipun dia bilang jaminannya surga, tapi kan saya enggak rela. Masih ada cara lain buat dapat surga selain mengikhlaskan suami punya istri lagi,” curhat Konah. Memang waktu itu Kang Bopak minta izinnya gimana, Teh?
Konah pun bercerita, Bopak sebenarnya termasuk lelaki cuek dan pendiam. Namun herannya, ia punya banyak teman. Terlahir dari keluarga berada, ayah pengusaha dan ibu tenaga pengajar, Bopak muda hidup penuh warna. Meski begitu, ia tak luput dengan kenikmatan yang ada.
Dengan kerja keras dan terus berusahalah, hidupnya menjadi sukses seperti saat ini. Hingga beranjak usia dewasa, dipertemukanlah ia dengan Konah, anak rekan sang ayah yang menjadi pilihan untuk dijadikan istri. Tak ingin terburu-buru melangkah ke pelaminan, Bopak dan Konah waktu itu sempat menikmati masa pacaran.
Saling mengerti dan memahami karakter masing-masing, baik Bopak maupun Kunah bersatu dalam ikatan cinta. Sifat sang lelaki yang cuek, membuat Konah nyaman. Soalnya ia berkeyakinan, type lalaki seperti itu kemungkinan untuk selingkuhnya sangat kecil.
Konah bukan wanita biasa. Lulusan salah satu kampus ternama di ibukota itu dianugerahi wajah manis ala-ala gadis kota, lengkap dengan kulit putih mulusnya. Dengan kondisi ekonomi mumpuni, kesempurnaan pun tampak terasa pada diri Konah. Katanya, selain Bopak, sebenarnya banyak lelaki mengantre untuk meminangnya.
Singkat cerita, pesta pernikahan pun digelar meriah. Banyaknya tamu undangan, memadati jalan depan rumah Konah, beberapa petugas keamanan dibuat pusing lantaran tersendatnya laju lalu lintas. Mengikat janji sehidup semati, Konah dan Bopak resmi menjadi sepasang suami istri.
Di awal pernikahan, Bopak dan Konah langsung menempati rumah pribadi yang sebelumnya memang sudah disiapkan. Seolah ingin segera menambah kebahagiaan kedua keluarga, baru beberapa bulan pasca pernikahan, Konah sudah dikabarkan mengandung, hingga akhirnya lahirlah sang buah hati tercinta.
Hingga dua puluh tahun lebih berumah tangga, banyak suka duka yang datang menerpa. Dengan lima anak yang mulai tumbuh remaja, Bopak dan Konah berjuang bersama mendidik serta memberi kehidupan indah bagi putra-putrinya. Dengan harta yang ada, tentu mereka hidup bahagia. Namun apalah daya, bukannya bersyukur, Bopak malah mulai tergoda lingkungan teman-teman yang punya istri dua.
Dan mulailah Bopak merencanakan sesuatu demi mewujudkan keinginannya. Ia yang dalam kesehariannya lebih banyak diam, tak ada angin tak ada badai, tiba-tiba Bopak bersifat manja dan penuh perhatian. Pokoknya, Kunah dibuat senyum-senyum sendiri dengan tingkahnya yang dibuat-buat layaknya remaja yang sedang jatuh cinta.
“Waktu itu saya bingung, ini suami kok kayak anak kecil saja. Ngajak becanda, beliin saya ini itu, mesra-mesra. Eh ternyata ada maunya,” terang Kunah.
Satu minggu bertingkah aneh, akhirnya Bopak pun menyatakan keinginan. Namun seketika itu juga, Kunah menolak tegas. Ia tak rela dimadu. Namun Bopak tak menyerah begitu saja, ia terus merayu sang istri untuk mengizinkan menikah lagi. Tapi ibarat menimba air laut dengan gelas, semua rayuannya sia-sia.
Sedih karena tak direstui, Bopak yang memang memiliki sifat cuek, semakin tak memedulikan istri. Mungkin karena merasa sakit hati, ia bagai lelaki yang hidup sendiri. Parahnya, setiap Kunah menegur dan menanyakan seusatu, jawabannya selalu datar dan singkat.
Duh, kok malah jadi kayak anak kecil gitu ya Kang Bopak.
“Itu dia, Kang. Waktu itu saya jadi kesal sendiri. Merasa enggak dihargai, masa kita tinggal serumah tapi kayak orang enggak kenal, jangankan ngobrol, senyum saja enggak,” terang Kunah.
Sebulan lebih menjalani hari bagai hidup segan mati tak mau, musibah datang menimpa sang suami. Entah karena stres atau memang takdir sang ilahi, Bopak terkena serangan jantung. Seketika tubuhnya tak berdaya, ia dilarikan ke rumah sakit terdekat di Kota Serang. Sejak saat itu, silih berganti temannya menjenguk memberi semangat.
Hebatnya, meski terakhir kali sering dicueki suami, Konah setia menemani Bopak. Menjaga, merawat, bahkan bangun di tengah malam mengantar Bopak ke kamar kecil, semua dilakukannya penuh kasih sayang. Hingga tiga minggu kemudian, Bopak diperbolehkan pulang, kondisinya berangsur membaik.
Di pembaringan kamarnya, Bopak meminta maaf pada sang istri. Ia mengaku merasa berdosa lantaran memiliki keinginan yang menyakitkan Kunah. Sejak saat itu, Bopak tak pernah lagi mengungkit keinginan punya istri dua. Ia menjadi sosok suami penuh perhatian dan menyayangi keluarga.
Subhanallah, semoga rumah tangga Teh Kunah dan Kang Bopak langgeng selamanya. Amin. (daru-zetizen/zee/ags/RBG)