CILEGON – D, salah seorang warga Kelurahan Jombangwetan, Kecamatan Jombang, harus dilarikan ke klinik di Lingkungan Kranggot. D mengalami luka robek pada lengan kanannya akibat sayatan senjata tajam (sajam) yang dilayangkan F di Taman Kota Cilegon alias Taman Kodok sekira pukul 21.00 WIB, Kamis (17/5).
Peristiwa itu bermula, D sepulang tarawih langsung membunyikan petasan di Taman Kodok. Pengunjung Taman Kodok berinisial F dan DN warga Desa Terate merasa terganggu dengan suara ledakan keras petasan yang dibunyikan D. Selanjutnya F dan DN menegur D dengan kata-kata kasar. D yang tersinggung akhirnya mengadukan teguran tersebut kepada rekannya.
D yang merasa aman setelah mengadukan kepada rekannya akhirnya kembali ke tempat dimana dia membakar petasan. Teguran yang dilakukan F dan DN tidak digubris, akhirnya F langsung melayangkan sajam ke tangan D sehingga mengalami luka robek pada bagian tangan kanan korban. Melihat D bersimbuh darah, teman-teman D dan warga sekitar langsung menghakimi F dan DN.
Keduanya harus menerima bogem mentah dari beberapa warga sekitar. Beruntung ada sejumlah warga iba kepada F dan DN mencoba menahan dan memisahkan pengeroyokan tersebut. Salah seorang warga langsung melaporkan peristiwa tersebut kepada Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kelurahan Jombangwetan. Dengan sigap, petugas langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Melihat ratusan massa, akhirnya petugas meminta bantuan Polsek Cilegon untuk meredam. Petugas yang melihat korban bersimbah darah, langsung melarikan korban ke salah satu klinik yang ada di Lingkungan Kranggot untuk mendapatkan pertolongan. Pelaku, F dan DN, yang mengalami luka pada bagian kepala lantaran bogem mentah yang dilayangkan oleh warga sekitar harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Jombangwetan Bripka Munif membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia yang mendapatkan informasi dari salah seorang warga langsung mendatangi TKP untuk memastikan kebenarannya. “Saya setelah Salat Tarawih langsung ke lokasi. Karena massa banyak, saya minta bantuan Polsek Cilegon,” katanya saat ditemui di Kantor Kelurahan Jombangwetan, Jumat (18/5).
Kata Munif, peristiwa itu bermula saat D main petasan dan ditegur oleh F dan DN. Lantaran D tidak menggubris teguran tersebut, F langsung menyayatkan sajam ke tangan D sehingga tangan D sebelah kanan robek dan harus dilarikan ke klinik. “Saya yang bawa korban ke klinik, setelah itu karena kedua pelaku yang membawa sajam babak belur saya bawa juga ke RSUD Cilegon. Saya juga langsung menghubungi keluarganya,” katanya.
Peristiwa tersebut berujung damai. Munif membeberkan, keluarga pelaku akhirnya minta maaf kepada keluarga korban dan menandatangani surat kesepakatan kedua belah pihak. “Jadi, isi dari surat perjanjian tersebut adalah korban dan pelaku saling memaafkan. Korban dan pelaku tidak ada dendam dan kasus tersebut cukup sampai di situ serta tidak diperpanjang,” bebernya.
Di tempat yang sama, Lurah Jombang Wetan Hasanudin menyayangkan peristiwa tersebut terjadi lantaran pengawasan yang tidak maksimal dari dinas terkait. Ia juga mengimbau RT dan RW di lingkungan Kelurahan Jombangwetan untuk mengontrol aktivitas anak muda yang nongkrong di Taman Kodok itu. “Mengontrol anak-anak itu tidak hanya tugas pemerintah saja, akan tetapi juga peran orangtua sangat penting,” ujarnya
Menurutnya, petugas linmas juga harus diberdayakan tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan saja, tetapi juga menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan umum. “Sehingga hal-hal yang menyangkut kriminal dan selisih paham bisa diantisipasi sejak dini,” pintanya. (Adi/RBG)