Fasilitas yang gratis dan komersial disiapkan oleh perusahaan penyedia jasa, bahkan salah satunya seperti di dalam hotel.
BAYU MULYANA – Merak
Dengan fasilitas superlengkap, KMP Dharma Rucitra I siap mengantar pengguna jasa penyeberangan yang ingin menyeberang dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni atau sebaliknya.
PT Dharma Lautan Utama (DLU), perusahaan penyeberangan swasta, mendatangkan kapal itu pada 2013 dari Jepang. Salah satu kapal berukuran besar yang beroperasi di Pelabuhan Merak itu didatangkan untuk mewujudkan perjalanan menggunakan kapal yang aman dan nyaman.
Sejumlah fasilitas yang ada di dalam kapal itu, di antaranya eskalator, ruang kelas ekonomi yang dilengkapi oleh air conditioner, ruang tunggu dengan kursi sofa, kursi penumpang tak ubahnya di pesawat, kamar tidur, air hangat, jacuzzi, layanan pengaduan dengan sistem komputer, layanan medis dengan tenaga medis profesional dan obat-obatan yang lengkap, pramugari, kantin, dan sistem pendeteksi suhu tubuh di anjungan kapal.
Sebagian besar fasilitas itu bisa dinikmati secara gratis. Hanya beberapa saja fasilitas yang komersial. Beberapa fasilitas itu di antaranya sejumlah kamar dan ruang VIP. “Tapi, ada kamar yang gratis juga. Kalau kamar yang bayar, itu tarifnya ada yang Rp250 ribu, ada juga yang Rp200 ribu, itu bisa ditempati lima sampai sepuluh orang,” ujar Manajer PT DLU Cabang Merak Sunaryo kepada Radar Banten, Senin (21/5).
Ternyata, kapal itu merupakan kapal produksi tahun 1990. Sejak pertama dibuat, kapal itu merupakan kapal untuk penyeberangan. Karena itu, berbagai macam fasilitas ada dalam kapal itu. Bahkan, saat masih di Jepang, ada fasilitas tempat penyimpanan jenazah untuk mengantisipasi penumpang yang meninggal saat dalam perjalanan.
Namun, setelah diboyong ke Indonesia, fasilitas itu dinonaktifkan karena rute kapal tidak jauh seperti di Jepang. “Di sini kan rutenya cuma dua jam-an saja, kalau di Jepang rutenya jauh makanya ada fasilitas itu,” ujar Sunaryo.
Itu mengantisipasi pengguna jasa kapal yang sakit, tenaga medis profesional dengan obat-obatan dari penyakit ringan hingga penyakit parah seperti penyakit jantung disiapkan.
Kapal itu diboyong dari Jepang pada 2013. Saat diboyong, kapal itu masih aktif beroperasi. Mahar yang dikeluarkan PT DLU untuk memboyong kapal berukuran bongsor itu tidak disebutkan oleh Sunaryo. Menurutnya, kantor pusat yang tahu besaran mahar itu.
Diboyong ke Indonesia, Pelabuhan Merak bukan tempat pertama yang disinggahi kapal itu. Perusahaan membawa kapal yang sebelumnya bernama Vega itu ke fasilitas perawatan kapal milik perusahaan di Surabaya.
Itu dilakukan hingga dokumen perizinan operasi hingga balik bendera dari bendera Jepang ke Indonesia selesai. Selain itu ada beberapa perawatan kecil dan penyesuaian yang perlu dilakukan. “Misalnya, ramp door karena dermaga di Jepang dengan di Indonesia berbeda. Selebihnya sama seperti yang saat di Jepang, mesinnya, fasilitasnya karena kan kondisinya ready (siap),” papar Sunaryo.
Di Surabaya, KMP Dharma Rucitra I tidak lama, kurang dari satu bulan. Kapal pun langsung diboyong ke Pelabuhan Merak. Itu dilakukan karena tujuan pembelian kapal itu untuk dioperasikan di Pelabuhan Merak-Bakauheni.
Meski usia kapal sudah mencapai 28 tahun, kapal berkapasitas penumpang sebanyak 673 orang dan kendaraan 90 unit itu masih sangat prima dengan fasilitas yang masih lengkap. “Ada beberapa yang kita nonaktifkan dengan berbagai pertimbangan, misalnya kamar jenazah itu karena masyarakat kita fobia ke ruang jenazah,” ujarnya.
Fasilitas nyaman memang sudah bisa dirasakan sejak dari car deck atau geladak kapal. Pengguna jasa untuk ke dek selanjutnya di atas tidak perlu melalui tangga manual, eskalator tak ubahnya seperti di pusat perbelanjaan sudah menyambut pengguna jasa.
Bagi yang ingin makan atau sekadar jajan di kantin tidak usah takut biaya mahal. Karena jajanan yang dijual di kapal itu tidak berbeda jauh dengan di darat, selisih harga hanya sekitar Rp1.000 saja. Area itu dilengkapi dengan kursi sofa yang bisa memanjakan para penumpang.
Bagi yang ingin isitrahat, kamar tidur gratis pun disiapkan untuk kenyamanan yang lebih, fasilitas komersial dengan harga yang sangat murah. Soal fasilitas kamar, mulai dari TV, hingga kamar mandi ada, persis seperti kamar hotel.
Bagi supir kendaraan, mau kendaraan angkutan penumpang seperti bus atau angkutan barang seperti truk disiapkan welcome drink. Minuman dengan makanan ringan siap disantap para sopir. Tukang pijat gratis pun disiapkan.
Yang ingin bersantai, pengguna jasa bisa mendatangi area hiburan. Panggung live music dengan artis serta jaringan wifi disiapkan perusahaan. “Semuanya gratis, enggak ada biaya tambahan,” katanya.
Disinggung terkait harga tiket untuk naik kapal itu, sama dengan kapal lain yang beroperasi. Tidak ada perbedaan harga tiket meski fasilitas yang disiapkan melebihi dari kapal lain.
Pada arus mudik, menurut Sunaryo, kapal ini pun akan dioperasikan, tapi terkait jadwal dan intensitas penggunaan kapal menyesuaikan jadwal dari BPTD dan PT ASDP.
Ardiansyah, salah seorang penumpang, mengaku puas atas pelayanan di kapal itu. Menurutnya, kapal itu melayani para pengguna jasa dengan sangat layak. “Saya kalau menyeberang pasti pakai kapal ini,” ujarnya.
Perusahaan pun melengkapi layanan dengan layanan telepon sehingga pengguna jasa seperti dirinya bisa mengetahui jadwal kapal sandar hingga keberangkatan. (*)