CILEGON – Putri sulung mantan walikota Cilegon Tb Aat Syafaat, Ratu Ati Marliati, disebut-sebut bakal menggantikan posisi Tb Iman Ariyadi. Baik sebagai ketua DPD Golkar Cilegon maupun posisi sebagai wakil walikota Cilegon.
Sejumlah sumber di internal Golkar Cilegon menilai sosok Ati paling cocok. Kakak kandung Iman Ariyadi itu dinilai masih dapat menjadi pemersatu pengurus Golkar yang terdiri dari berbagai kubu. “Harus diakui di Golkar ini macam-macam. Terlebih setelah Pak Iman ditahan. Kami melihat Bu Ati cocok karena dapat menjadi pemersatu,” kata salah seorang pengurus yang enggan disebutkan namanya, kemarin.
Meski demikian, dukungan terhadap Ati diberikan apabila status Iman secara hukum benar-benar berkekuatan tetap (inkrah). Bila masih menempuh upaya hukum, pergantian terhadap sosok Iman belum akan dilakukan. “Tentu itu (dukungan terhadap Ati) baru sebatas opsi. Bukan sesuatu yang mutlak,” ungkap sumber tersebut.
Saat ditemui di ruang kerjanya di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cilegon, Ati mengakui sudah menjalin komunikasi secara personal dengan beberapa pengurus. Menurut Ati, secara kelembagaan, komunikasi pengurus Partai Golkar dilakukan secara langsung dengan Iman Ariyadi di dalam Rutan Kelas II B Serang. “Secara organisasi di Golkar kita harus bisa membedakan,” ujar Ati.
Ditanya terkait hal yang dibahas saat komunikasi itu terjalin berkaitan dengan sosok pengganti Iman di kursi Ketua DPD Partai Golkar Cilegon dan pendamping Edi Ariadi di jabatan Wakil Walikota Cilegon, Ati menampik. Menurutnya, secara kelembagaan belum ada satu pun pengurus Partai Golkar yang mendatanginya.
Di internal keluarga, lanjut Ati, pembahasan terkait sosok pengganti Iman belum dibahas. Menurutnya, keluarga masih fokus terhadap proses hukum yang sedang berlangsung. “Terlalu dini kalau kita berbicara hal-hal itu. Terkait di keluarga pun belum bicara ke sana. Kita masih fokus Pak Iman bisa mendapatkan keputusan seadil-adilnya. Terkait C2, karena Pak Iman belum inkrah, posisi itu belum bisa diperbincangkan,” papar Ati.
Sosok pengganti Iman di dua posisi itu sampai saat ini memang masih menjadi pertanyaan karena memiliki peranan yang sangat besar serta masih ada sejumlah program-program pemerintahan yang perlu terus dilanjutkan. Namun menurut Ati, Partai Golkar sudah mempunyai mekanisme tersendiri sehingga mempunyai dasar yang menyebabkan hingga saat ini belum keluarnya nama pengganti Iman.
Terkait banyaknya dorongan agar dirinya menggantikan Iman, menurut Ati, kalau pun kepercayaan itu datang dari Partai Golkar, perlu ada pembahasan mendalam dari internal keluarga. “Banyak hal yang dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Terlebih posisi saya saat ini sebagai ASN (aparatur sipil negara) di Pemkot Cilegon,” jelasnya.
Ati mengaku, perlu memperhitungkan secara matang atas setiap keputusan yang akan diambil berkaitan dengan persoalan hukum yang menimpa adik kandungnya itu. “Tapi, saat ini (saya) belum memikirkan (jabatan) itu. Ibu sebagai birokrat di ASN terus bekerja menyelesaikan program yang telah dicanangkan oleh Pak Iman dan Pak Edi sesuai dengan RPJMD,” kata Ati.
Mewakili keluarga, Ati meyakini Iman akan menang di proses banding dan mendapatkan kebebasan atas segala tuduhan yang dialamatkan kepada Iman. Menurut Ati, dirinya meyakini masih ada keadilan di Indonesia sehingga kebenaran akan menang. “Harapan kita bebas. Mohon doanya kepada semuanya agar Pak Iman diberikan kekuatan untuk menjalani proses ini,” ujarnya. (Bayu M/RBG)