SERANG – Hujan deras yang mengguyur Kota Serang sejak pukul 16.00 WIB, membuat tempat pemungutan suara (TPS) 13 di Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, ambruk, Selasa (26/6). Padahal, TPS untuk mencoblos itu baru 30 menit selesai didirikan.
Maryono, anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di TPS 13, tidak menyangka bahwa TPS 13 bisa ambruk sekira pukul 16.30 WIB. Sebab, ia meyakini TPS sudah dibangun dengan kokoh. “Ya, tapi akhirnya ambruk juga. Kami hanya pasrah karena kan ini faktor alam,” ujar Maryono kepada Radar Banten di lingkungan Benggala Masjid, Cipare, Kota Serang.
Kata dia, TPS 13 hanya mampu bertahan 30 menit setelah hujan turun. “Hujannya juga terlalu besar,” ujarnya. Hingga pukul 21.20 WIB tadi malam, Maryono dan warga lain masih melakukan perbaikan dan kembali mendirikan TPS di lokasi yang sama. TPS yang dibangun itu menggunakan material dari bambu. Sementara atapnya dari bahan terpal.
“Ya namanya tenda kami bukan dapat sewa. Sehingga terpal tidak dapat banyak menampung air hujan, roboh,” katanya.
Saat TPS roboh, pihaknya sudah melaporkan kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Cipare. Seluruh anggota TPS 13 berkumpul dan seusai Salat Magrib langsung bergerak untuk bahu membahu mendirikan kembali TPS 13 agar dapat digunakan oleh masyarakat hari ini untuk mencoblos Pilkada Kota Serang.
“Kita sebelumnya mengerjakan TPS 13 ini dari jam 9 pagi, itu mulai dari membeli bahan material, memotong bambu, dan menyiapkan seluruh perlengkapan. Pengerjaan baru selesai kira-kira pas azan Ashar selesai (sekira pukul 15.20 WIB-red). Cuma sebentar langsung ambruk. Dan ini kita bikin kembali seadanya saja,” ucapnya.
Mulyono meminta seluruh pihak memaklumi jika TPS 13 kondisinya tidak lagi sesuai permintaan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meskipun bentuk TPS tidak mengalami perubahan, tetapi luasnya mengalami penyempitan karena sejumlah material yang tadinya digunakan mengalami kerusakan.
“Tapi, ini juga sudah diusahakan untuk mengikuti peraturan. Tadinya ukuran sudah sesuai dari peraturan KPU kalau tidak salah 10×8 meter. Tapi karena ada insiden, sekarang sudah agak berubah,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, ada dua terpal dengan ukuran 5×7 meter yang sudah tidak dapat digunakan kembali lantaran terkoyak. Beberapa batang bambu patah. Hujan yang melanda juga membuat dataran di lokasi TPS digenangi air melebihi mata kaki orang dewasa. “Mau beli lagi material sudah pada tutup. Ini juga beruntung pembangunan ulangnya dibantu oleh para pemuda, ada 16 orang yang membantu,” katanya.
Ia berdoa agar cuaca hari ini bersahabat. Sehingga, ia bersama teman-temannya tidak harus kerja tiga kali lagi mendirikan TPS bila kembali ambruk diterjang hujan. “Insya Allah ini sudah cukup kuat. Tapi, sekuat-kuatnya bambu kan tidak seperti besi. Apalagi ini bambu hasil tanam sendiri. Kalau hujan dan angin besar lagi ya bisa roboh lagi, tapi mudah-mudahan tidak,” harapnya.
Dihubungi terpisah melalui telepon seluler, Ketua PPS Kelurahan Cipare, Hasan membenarkan, TPS 13 roboh. Ia memastikan semua akan berjalan dengan baik tanpa ada hambatan. Ia juga mengaku telah meninjau secara langsung ke TPS 13 kemarin sore.
“Ya karena memang faktor alam, kita juga harus bagaimana. Sekarang juga sudah dibangun kembali TPS-nya,” katanya. (Riko Budi S/RBG)