CILEGON – Plt Walikota Cilegon Edi Ariadi menagih komitmen kalangan industri yang akan memperbaiki Jalan Lingkar Selatan (JLS). Edi meminta perbaikan JLS harus mulai dilanjutkan pada pekan depan. Hal itu mengingat hingga hampir satu bulan usai Idul Fitri belum ada tanda-tanda perbaikan tahap kedua dimulai.
Sesuai kesepakatan Pemkot Cilegon dengan pelaku usaha di Kota Cilegon, kata Edi, perbaikan tahap kedua JLS menjadi tanggung jawab pihak industri. Proses perbaikan dengan tahapan betonisasi itu diserahkan kepada pihak industri di Kota Cilegon khususnya yang kerap menggunakan akses JLS untuk kegiatan bisnis.
“Minggu besok harus bisa dimulai biar cepet selesai perbaikannya,” ujar Edi kepada wartawan, Selasa (10/7).
Dijelaskan Edi, segala macam keperluan proses perbaikan jalan itu diatur serta dikelola oleh pihak industri. Sesuai perhitungan, diperlukan anggaran Rp2,5 miliar untuk betonisasi JLS. Namun berdasarkan laporan tim koordinator, anggaran yang terkumpul baru mencapai Rp1 miliar.
“Sebagian perusahaan lebih memilih untuk menyumbang material yang diperlukan untuk proses perbaikan. KS (Krakatau Steel) katanya mau kasih barang-barang, asosiasi pengusaha truk juga sama. Kita sih enggak masalah, yang penting jalannya bisa benar,” ujar Edi.
Agar pekan depan proses perbaikan jalan itu sudah bisa dimulai, Edi mengaku, hari ini, Rabu (11/7), akan melakukan pertemuan dengan perwakilan industri. Pertemuan itu dilakukan untuk membahas sejauh mana kesiapan industri untuk melanjutkan proses perbaikan.
Edi menilai perlu kembali memanggil pihak industri karena dalam kesepakatan awal setelah proses arus mudik dan balik selesai, proses perbaikan tahap kedua sudah bisa dilanjutkan. “Pokoknya minggu depan harus udah mulai deh,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Industri Malim Hander Jhoni menuturkan, pihaknya hingga kemarin masih menunggu kepastian dari PT KS terkait bantuan berupa material. Jhoni mengaku sudah menghubungi pihak yang mengurus corporate social responsibility (CSR),
“Beliau minta waktu untuk menunggu disposisi. Jadi, Beliau itu pelaksana, perlu ada perintah dari atasan,” ujar Jhoni saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler.
Menurutnya, proses perbaikan tinggal menunggu material saja karena biaya untuk upah pekerja sudah cukup yang bersumber dari iuran industri. Jika material itu sudah ada dalam waktu dekat ini maka proses perbaikan pun sudah bisa langsung dimulai.
Pada prinsipnya, lanjut Jhoni, industri menginginkan proses perbaikan bisa secepatnya dimulai, tetapi mengingat tanggung jawab ini menjadi beban banyak industri maka harus menyesuaikan dengan mekanisme yang berlaku pada masing-masing industri.
Saat disinggung terkait keinginan Edi Ariadi agar perbaikan jalan bisa dimulai pekan depan, Jhoni mengaku belum bisa memberikan jawaban pasti. Hal itu karena mulainya proses perbaikan jalan bergantung pada respons industri lainnya.
Pantauan Radar Banten di lokasi sekira pukul 15.30, jalan yang awalnya hanya untuk dilewati oleh kendaraan pribadi selama arus mudik dan pariwisata, kali ini sudah dilalui oleh berbagai macam kendaraan. Termasuk truk atau pun tronton yang berukuran sangat besar.
Akibat kondisi jalan yang tersusun dari tanah dan kerikil itu membuat jalan sangat berdebu saat dilalui kendaraan. Pengendara sepeda motor saat melintas terlihat menutup hidung baik menggunakan masker atau pun dengan satu tangannya. (Bayu M/RBG)